Intisari-online.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan besar di Pulau Jawa yang berdiri sejak abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi.
Lantas seperti apa kehidupan ekonomi kerajaan Mataram Kuno?
Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha.
Kerajaan Mataram Kuno memiliki wilayah yang luas dan subur, yang meliputi sebagian besar Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta sebagian Jawa Timur dan Jawa Barat.
Kerajaan ini juga dikenal sebagai kerajaan yang toleran dalam hal beragama, serta memiliki banyak peninggalan berupa candi-candi megah yang menjadi saksi sejarah kejayaannya.
Kehidupan Ekonomi Bertumpu pada Sektor Agraris
Salah satu ciri khas dari Kerajaan Mataram Kuno adalah kehidupan ekonominya yang bertumpu pada sektor agraris.
Hal ini dikarenakan wilayah kerajaan ini dikelilingi oleh pegunungan dan sungai-sungai besar, yang membuatnya memiliki tanah yang subur dan cocok untuk kegiatan pertanian.
Selain itu, kerajaan ini juga memiliki sistem irigasi yang baik, yang memungkinkan pengairan sawah-sawah secara teratur.
Beberapa prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Kalasan, Prasasti Mantyasih, dan Prasasti Poh, menyebutkan tentang pembangunan waduk, saluran air, dan bendungan oleh raja-raja Mataram Kuno untuk mendukung sektor pertanian.
Pertanian menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat Mataram Kuno, yang menghasilkan berbagai macam tanaman pangan, seperti padi, gandum, jagung, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran.
Baca Juga: Rangkuman Sejarah Uang di Indonesia, Dari Masa Kerajaan Sampai Kini
Selain itu, masyarakat Mataram Kuno juga menghasilkan tanaman perkebunan, seperti kapas, lada, cengkih, pala, dan kayu manis.
Tanaman-tanaman ini tidak hanya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga diekspor ke luar negeri, terutama ke India dan Cina, sebagai komoditas perdagangan.
Perdagangan Melalui Sungai dan Laut
Selain pertanian, perdagangan juga menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting bagi Kerajaan Mataram Kuno.
Perdagangan dilakukan baik secara domestik maupun internasional, melalui jalur sungai dan laut.
Sungai Bengawan Solo menjadi salah satu jalur perdagangan utama di dalam negeri, yang menghubungkan wilayah pedalaman dengan wilayah pesisir.
Raja Dyah Balitung (899-911 M) membangun pusat-pusat perdagangan di sekitar Sungai Bengawan Solo, yang menjadi tempat bertemunya para pedagang dan pembeli.
Masyarakat Mataram Kuno tidak melakukan transaksi perdagangan setiap hari, tetapi hanya di hari-hari pasar yang ditentukan.
Perdagangan internasional dilakukan melalui jalur laut, yang menghubungkan Kerajaan Mataram Kuno dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia, seperti India, Cina, Kamboja, dan Sriwijaya.
Kerajaan Mataram Kuno memiliki armada laut yang kuat, yang mampu mengarungi samudra dan melindungi kepentingan perdagangan.
Beberapa barang ekspor yang dikirimkan oleh Mataram Kuno antara lain adalah emas, perak, perunggu, kapas, lada, cengkih, pala, kayu manis, gading, dan mutiara.
Sebaliknya, beberapa barang impor yang diterima oleh Mataram Kuno antara lain adalah sutra, porselen, kaca, kain, dan barang-barang seni.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kediri, Asal Usul, Masa Kejayaan, dan Peninggalan Budaya
Kerajinan dan Kesenian sebagai Pelengkap Kehidupan Ekonomi
Selain pertanian dan perdagangan, masyarakat Mataram Kuno juga memiliki mata pencaharian di bidang kerajinan dan kesenian.
Kerajinan yang dibuat oleh masyarakat Mataram Kuno antara lain adalah keramik, logam, batu, kayu, dan kain.
Kerajinan-kerajinan ini tidak hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga sebagai benda-benda upacara, hiasan, dan persembahan.
Beberapa contoh kerajinan Mataram Kuno yang terkenal adalah arca-arca dari batu andesit, perhiasan dari emas dan perak, serta kain batik yang memiliki motif-motif khas.
Kesenian juga menjadi salah satu aspek yang menghiasi kehidupan ekonomi masyarakat Mataram Kuno.
Kesenian yang berkembang di Mataram Kuno antara lain adalah seni rupa, seni sastra, seni musik, dan seni pertunjukan.
Seni rupa Mataram Kuno dapat dilihat dari candi-candi yang dibangun dengan arsitektur yang indah dan penuh makna.
Seni sastra Mataram Kuno dapat dilihat dari prasasti-prasasti yang ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta, serta kitab-kitab yang berisi tentang sejarah, agama, dan filsafat.
Seni musik dan seni pertunjukan Mataram Kuno dapat dilihat dari alat-alat musik seperti gambang, suling, gong, dan kendang, serta tarian-tarian seperti tari Bedhaya, tari Srimpi, dan tari Wayang.
Kesimpulan
Baca Juga: Berikut Ini 4 Faktor Penyebab Kemunduran Majapahit Beserta dengan Penjelasannya
Kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno sangat berkaitan erat dengan kondisi geografis, sosial, budaya, dan politik kerajaan tersebut.
Kehidupan ekonomi Mataram Kuno bertumpu pada sektor agraris, yang didukung oleh sistem irigasi yang baik dan tanah yang subur.
Perdagangan juga menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, yang dilakukan melalui jalur sungai dan laut, baik secara domestik maupun internasional.
Kerajinan dan kesenian juga menjadi pelengkap kehidupan ekonomi Mataram Kuno, yang menunjukkan kreativitas dan kekayaan budaya masyarakatnya.
Demikianlah beberapa informasi mengenai kehidupan ekonomi kerajaan Mataram Kuno.