Intisari-online.com - Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja ketiga dari Kerajaan Mataram Islam yang berkuasa dari tahun 1613 hingga 1645.
Berikut iniprestasi besar sultan agung selama memerintah kerajaam Mataram.
Ia dikenal sebagai raja yang berhasil membawa Mataram ke puncak kejayaannya dengan memperluas wilayah kekuasaan, mengembangkan kegiatan ekonomi, dan menciptakan budaya kejawen yang kaya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh prestasi besar Sultan Agung selama memerintah Kerajaan Mataram.
1. Memperluas daerah kekuasaan hingga tanah Jawa-Madura, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
Sultan Agung memiliki cita-cita untuk menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Mataram.
Untuk mewujudkan cita-cita ini, ia melakukan berbagai ekspedisi militer untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di Jawa, seperti Surabaya, Madura, Cirebon, Banten, dan Batavia.
Ia juga mengirim pasukan untuk menguasai daerah-daerah di luar Jawa, seperti Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
Dengan demikian, Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara pada masanya.
2. Mengatur dan menguasai wilayah kekuasaannya yang luas dari pemerintahan pusat yang terletak di Kota Gede, Yogyakarta.
Sultan Agung membangun Kota Gede sebagai ibu kota Mataram yang megah dan indah.
Baca Juga: Bukti yang Menunjukkan Adanya Toleransi Antar Umat Beragama di Kerajaan Mataram Hindu
Di sana, ia mendirikan istana, masjid, makam, dan benteng yang kokoh.
Ia juga menetapkan sistem pemerintahan yang terpusat dan efektif, dengan mengangkat pejabat-pejabat yang loyal dan kompeten.
Ia membagi wilayah kekuasaannya menjadi beberapa daerah yang dipimpin oleh bupati, adipati, atau mantri.
Ia juga mengatur hubungan antara pusat dan daerah dengan memberikan hak dan kewajiban yang seimbang.
3. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim.
Sultan Agung memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan meningkatkan produksi dan distribusi pangan.
Ia memerintahkan pembukaan lahan pertanian baru, pengairan, dan penyimpanan hasil panen.
Kemudian juga menggalakkan perdagangan dengan negara-negara lain, baik melalui jalur darat maupun laut.
Ia membangun pelabuhan-pelabuhan yang strategis, seperti Jepara, Tuban, dan Gresik.
Juga mengeluarkan mata uang sendiri yang bernama kepeng, yang terbuat dari perak dan tembaga.
4. Menerapkan ajaran Islam dengan toleran dan fleksibel.
Sultan Agung adalah raja yang taat beragama. Ia menganut aliran Islam yang bersifat tasawuf, yang menekankan pada penghayatan batiniah.
Ia juga menghormati keberagaman agama dan kepercayaan di antara rakyatnya.
Kemudian tidak memaksakan Islam kepada mereka yang berbeda keyakinan, tetapi memberikan kebebasan untuk memeluk agama yang mereka inginkan.
Ia juga mengadakan dialog dan kerjasama dengan para ulama, kyai, dan tokoh agama lainnya .
5. Menciptakan budaya kejawen yang kaya dan unik. Sultan Agung adalah raja yang berjiwa seni.
Ia menggabungkan unsur-unsur Islam dan Jawa dalam berbagai aspek kebudayaan, seperti bahasa, sastra, seni, dan adat.
Kemudian menciptakan aksara Jawa yang baru, yang disebut aksara hanacaraka, yang berdasarkan pada huruf Arab.
Ia juga menulis karya sastra yang monumental, seperti Serat Babad Tanah Jawi, Serat Pararaton, dan Serat Centhini.
Ia juga mengembangkan seni pertunjukan, seperti wayang, gamelan, dan tari.
Juga menetapkan kalender Jawa yang baru, yang disebut kalender Saka, yang berdasarkan pada perhitungan Islam .
6. Membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara asing.
Baca Juga: Taktik Penyakit Sultan Agung, Kisah Mataram Serang VOC di Batavia Dengan Wabah Penyakit
Sultan Agung tidak hanya memperkuat posisi Mataram di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Ia menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga, seperti Siam, Kamboja, dan Aceh.
Ia juga berkomunikasi dengan negara-negara Eropa, seperti Inggris, Belanda, dan Portugal.
Ia mengirim utusan-utusan dan surat-surat untuk menyampaikan sikap dan kepentingan Mataram.
Kemuduan juga menerima kunjungan dan hadiah dari para duta besar dan pedagang asing .
7. Melakukan perlawanan heroik terhadap penjajahan Belanda.
Sultan Agung adalah raja yang berani dan patriotik.
Ia tidak mau tunduk kepada Belanda, yang mencoba menguasai Nusantara dengan cara-cara licik dan kejam.
Ia melakukan perang melawan Belanda sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.
Ia menyerang benteng Belanda di Batavia dengan pasukan yang besar dan berani.
Meskipun tidak berhasil merebut Batavia, ia berhasil menggempur dan menghancurkan pos-pos Belanda di daerah-daerah lain.
Ia juga menggalang persatuan dan perlawanan rakyat terhadap Belanda dengan semboyan "Mataram, Mataram, Mataram!" .
Demikianlah artikel tentang prestasi besar Sultan Agung selama memerintah Kerajaan Mataram.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah bangsa Indonesia.