Situs Greatest Sporting Nation menjelaskan bahwa pada abad ke-19, atlet lompat tinggi menggunakan teknik gunting atau scissors technique dalam melompat.
Teknik ini mengharuskan atlet untuk mengangkat dan melempar satu kaki terlebih dahulu untuk melewati mistar, lalu diikuti oleh kaki yang lain.
Pada abad ke-20, teknik gunting masih dipakai, tetapi disempurnakan dengan mengangkat dan melempar bagian punggung untuk melewati mistar.
Teknik ini dikenal sebagai eastern cut-off yang dipelopori oleh M.F. Sweeney.
Teknik berikutnya adalah western roll yang ditemukan oleh M.F. Horine.
Teknik ini dianggap lebih efektif daripada teknik sebelumnya.
Teknik ini membutuhkan atlet untuk menggunakan satu kaki sebagai tumpuan untuk melompat, lalu kaki yang lain sebagai penyeimbang tubuh untuk melewati mistar.
Western roll technique banyak dipakai oleh atlet pada Olimpiade Berlin tahun 1936.
Olimpiade itu dimenangkan oleh Cornelius Johnson, dengan ketinggian 2,03 meter.
Teknik straddle diperkenalkan oleh pelompat dari Amerika Serikat dan Rusia.
Teknik ini hampir mirip dengan western roll technique, tetapi bedanya adalah pada putaran bagian bawah tubuh ketika melewati mistar.
Baca Juga: Sejarah Agama Hindu di Indonesia, Merujuk pada 5 Teori Paling Terkenal
KOMENTAR