Sejarah Lompat Tinggi, Benarkah Berasal dari Tanah Skotlandia?

Ade S

Editor

Ilustrasi. Artikel ini mengulas sejarah lompat tinggi, dari teknik gunting hingga fosbury flop. Apakah benar olahraga ini berasal dari Skotlandia?
Ilustrasi. Artikel ini mengulas sejarah lompat tinggi, dari teknik gunting hingga fosbury flop. Apakah benar olahraga ini berasal dari Skotlandia?

Intisari-Online.com -Anda pasti pernah melihat atlet yang melompat melewati mistar dengan gaya yang unikyang dikenal sebagai fosbury flop.

Namun, tahukah Anda bahwa fosbury flop bukanlah teknik lompat tinggi yang pertama?

Sebenarnya, sejarah lompat tinggi sudah dimulai sejak abad ke-19.

Ada berbagai teknik lompat tinggi yang pernah digunakan oleh atlet dunia, dari teknik gunting, eastern cut-off, western roll, hingga straddle.

Lalu, bagaimana asal-usul olahraga lompat tinggi ini? Apakah benar olahraga ini berasal dari tanah Skotlandia?

Mari kita simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini.

Sejarah Lompat Tinggi

Sumber dari situs World Athletics, seperti dilansir dariKompas.com,menyebutkan bahwa lompat tinggi mulai populer pada abad ke-19, ketika ada kompetisi lompat tinggi di Skotlandia.

Saat itu ketinggian yang dicapai adalah 1,68 meter.

Lompat tinggi menjadi salah satu nomor yang dipertandingkan di Olympics Games sejak 1896.

Ada tiga gaya lompatan yang umum digunakan oleh atlet dunia, yaitu Eastern Cut-off, Western Roll, dan Straddle.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda di Indonesia

Situs Greatest Sporting Nation menjelaskan bahwa pada abad ke-19, atlet lompat tinggi menggunakan teknik gunting atau scissors technique dalam melompat.

Teknik ini mengharuskan atlet untuk mengangkat dan melempar satu kaki terlebih dahulu untuk melewati mistar, lalu diikuti oleh kaki yang lain.

Pada abad ke-20, teknik gunting masih dipakai, tetapi disempurnakan dengan mengangkat dan melempar bagian punggung untuk melewati mistar.

Teknik ini dikenal sebagai eastern cut-off yang dipelopori oleh M.F. Sweeney.

Teknik berikutnya adalah western roll yang ditemukan oleh M.F. Horine.

Teknik ini dianggap lebih efektif daripada teknik sebelumnya.

Teknik ini membutuhkan atlet untuk menggunakan satu kaki sebagai tumpuan untuk melompat, lalu kaki yang lain sebagai penyeimbang tubuh untuk melewati mistar.

Western roll technique banyak dipakai oleh atlet pada Olimpiade Berlin tahun 1936.

Olimpiade itu dimenangkan oleh Cornelius Johnson, dengan ketinggian 2,03 meter.

Teknik straddle diperkenalkan oleh pelompat dari Amerika Serikat dan Rusia.

Teknik ini hampir mirip dengan western roll technique, tetapi bedanya adalah pada putaran bagian bawah tubuh ketika melewati mistar.

Baca Juga: Sejarah Agama Hindu di Indonesia, Merujuk pada 5 Teori Paling Terkenal

Banyak atlet lompat tinggi di dunia yang memecahkan rekor dengan menggunakan teknik straddle dalam melompat.

Misalnya adalah Charles Dumas, John Thomas, dan Valeriy Brumel.

Dick Fosbury adalah seorang inovator dari Oregon State University, yang menciptakan fosbury technique.

Teknik ini menuntut atlet untuk melewati mistar dengan bagian kepala dan bahu terlebih dahulu.

Selain itu, Dick Fosbury juga mengenalkan area pendaratan yang lebih aman, yaitu dengan menggunakan busa.

Dick Fosbury meraih medali emas pada 1968, dengan menggunakan fosbury technique dalam lompatannya.

Salah satu rekor dunia untuk lompat tinggi dicetak oleh Vladimir Yashchenko yang melompat setinggi 2,35 meter, pada 1978.

Sekarang ini, kebanyakan atlet lompat tinggi di dunia lebih sering menggunakan fosbury technique atau fosbury flop.

Demikianlah sejarah lompat tinggi, salah satu cabang olahraga atletik yang menarik dan menantang. Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi Anda.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, dari Kutai Hingga Mataram

Artikel Terkait