Sejarah Pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Tampung 250 Ribu Jiwa

Ade S

Editor

Suasana di Pagoda Quan Am Tu yang dibangun di kamp pengungsi di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Minggu (8/2/2015). Sejarah pengungsi Vietnam di Pulau Galang yang menampung 250 ribu jiwa selama 17 tahun. Simak kisah dan fakta menarik di balik pulau ini.
Suasana di Pagoda Quan Am Tu yang dibangun di kamp pengungsi di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Minggu (8/2/2015). Sejarah pengungsi Vietnam di Pulau Galang yang menampung 250 ribu jiwa selama 17 tahun. Simak kisah dan fakta menarik di balik pulau ini.

Intisari-Online.com -Pulau Galang mungkin akan menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Rohingya, menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Namun, apakah Anda tahu bahwaada sejarah pengungsi Vietnam di Pulau Galang?

Pulau ini pernah menjadi kamp pengungsian bagi ratusan ribu orang Vietnam yang melarikan diri dari perang saudara.

Mereka hidup di pulau ini dengan berbagai fasilitas yang dibangun oleh PBB dan pemerintah Indonesia.

agaimana kehidupan mereka di pulau ini? Apa saja yang mereka tinggalkan di sana? Dan bagaimana nasib mereka setelah program pengungsian berakhir?

Mari kita baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Diusulkan Jadi Penampungan Pengungsi Rohingya

Pulau Galang di Batam berpotensi menjadi lokasi penampungan bagi pengungsi Rohingnya, menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Ia mengatakan, masalah Rohingya harus ditangani secara bersama-sama karena merupakan masalah kemanusiaan.

"Tempatnya di mana, kan dulu kita pernah menggunakan Pulau Galang untuk pengungsi Vietnam. Nanti kita akan diskusikan lagi apakah akan seperti itu," katanya, dilansir dari KompasTV, Jumat (8/12/2023).

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad juga menyatakan kesiapannya jika Pulau Galang nantinya menjadi lokasi penampungan pengungsi Rohingya.

Baca Juga: Sejarah Rohingya Diusir dari Myanmar, Dimulai oleh Polah Inggris?

"Kalau negara sudah menetapkan kebijakan seperti itu, kami pemerintah daerah siap menjalankannya," katanya, diwartakan Kompas.com, Kamis (7/12/2023).

"Kami percaya pemerintah pusat pasti sudah mempertimbangkannya dengan cermat dan siap akan konsekuensi yang akan terjadi kedepannya jika Pulau Galang dipilih sebagai lokasi penampungan," tambahnya.

Amsakar mengatakan, Batam memiliki pengalaman menjadi kamp pengungsi untuk warga Vietnam.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Pulau Galang menjadi salah satu pilihan tempat menampung pengungsi Rohingya.

Pengungsi Vietnam di Pulau Galang

Pulau Galang, yang terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau, pernah menjadi tempat penampungan bagi orang-orang Vietnam yang mengungsi.

Setelah perang saudara yang melanda negaranya pada sekitar tahun 1980, ratusan ribu orang Vietnam selatan mencari perlindungan di negara-negara lain.

Orang-orang Vietnam itu berlayar dengan perahu dan mengembara di Laut China Selatan tanpa arah yang pasti. Mereka kemudian dikenal sebagai manusia perahu.

Beberapa dari orang-orang Vietnam Selatan itu berhasil sampai ke Indonesia, yaitu Pulau Galang dan Tanjung Pinang. Inilah awal dari cerita Pulau Galang sebagai kamp pengungsian orang-orang Vietnam.

Sebelum menetap di Pulau Galang, pengungsi asal Vietnam datang dan tinggal sementara di wilayah lain di Indonesia, seperti Pulau Anambas, daerah Kepulauan Natuna, dan Pulau Bintan.

Kemudian sekitar 250.000 pengungsi Vietnam tinggal di Pulau Galang yang disediakan sebagai tempat penampungan darurat pada 1979-1996.

Baca Juga: Sekarang Nasibnya Terlunta-luntar, Beginilah Sejarah Singkat Rohingnya

Pada waktu itu, Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia membangun berbagai fasilitas di Pulau Galang.

Fasilitas yang dibangun, antara lain barak pengungsian, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah. Fasilitas-fasilitas itu dipergunakan oleh para pengungsi dari Vietnam.

Barak pengungsian terbagi menjadi enam zona. Tiap-tiap zona dapat menampung sekitar 2.000-3.000 jiwa.

Tempat ibadah di pulau ini adalah Vihara Quan Am Tu, Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja protestan, dan mushala.

Di dalam Vihara Quan Am Tu terdapat tiga patung, salah satunya Dewi Guang Shi Pu Sha. Menurut cerita, dewi ini dapat memberikan jodoh, keberuntungan, keharmonisan dalam rumah tangga, dan banyak hal lainnya.

Selain itu, dibangun juga penjara untuk pengungsi yang melakukan tindak kriminal.

Di Pulau Galang juga dibangun pemakaman bernama Ngha Trang Grave. Sekurang-kurangnya 503 pengungsi Vietnam dikuburkan di tempat ini.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/3/2020), program kamp pengungsian Vietnam berakhir pada 3 September 1996.

Pada Maret 2020, dikabarkan dari situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah Indonesia mengoperasikan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) untuk pasien yang terjangkit virus SARS-CoV2 (Covid-19) di Pulau Galang.

Rumah sakit ini khususnya merawat Pekerja Migran Indonesia dari negara tetangga, antara lain Singapura dan Malaysia.

Hingga Mei 2022, rumah sakit tersebut telah merawat lebih dari 21.000 pasien.

Itulah sejarah pengungsi Vietnam di Pulau Galang yang penuh dengan liku-liku. Pulau ini menjadi saksi bisu dari perjuangan dan harapan orang-orang Vietnam yang mencari kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: Berkali-kali Ditolak Warga Aceh, Pengungsi Rohingya Kekeh Ingin Tinggal Di Indonesia, Ogah Di Tempat Lain

Artikel Terkait