Janji inilah yang menjadi cikal-bakal resolusi yang kita kenal sekarang.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, dewa akan memberikan hadiah jika janji tersebut ditepati dan sebaliknya dewa akan murka apabila mereka mengingkarinya.
Sementara itu, di era yang lebih modern, pemakaian frasa ‘resolusi tahun baru’ pertama kali dimuat dalam surat kabar Boston pada tahun 1813.
Seperti tertulis berikut ini:
“And yet, I believe there are multitudes of people, accustomed to receive injunctions of new year resolutions, who will sin all the month of December, with a serious determination of beginning the new year with new resolutions and new behaviour, and with the full belief that they shall thus expiate and wipe away all their former faults.”
Pengungkapan resolusi ini juga diterapkan dengan cara dan kegiatan yang berbeda-beda di setiap budaya.
Di Indonesia sendiri kita sering melakukan pemanjatan resolusi di detik-detik menjelang lonceng berdentang tanda pergantian tahun, selagi berkumpul dan disusul menyalakan kembang api.
Dalam sebuah riset menunjukan bahwa hanya delapan persen orang Amerika yang berhasil merealisasikan resolusi tahun barunya dari total 45 persen penduduk yang melakukannya.
Meski begitu, tradisi pembuatan resolusi tahun baru terus dilestarikan dan punya nilai sentimentil tersendiri di masyarakat hingga bisa terus bertahan setelah 4.000 tahun lamanya. (Akbar Gibrani)
Baca Juga: 35 Ucapan Selamat Tahun Baru Kristen, Simpel Namun Menyentuh Hati
Penulis | : | freepik.com/author/our-team |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR