Sejarah Tahun Baru Masehi, Berawal dari Kaisar Terbesar Romawi

Ade S

Editor

Ilustrasi. Sejarah tahun baru Masehi bermula dari perubahan kalender oleh Julius Caesar, kaisar terbesar Romawi. Simak kisah lengkapnya di sini.
Ilustrasi. Sejarah tahun baru Masehi bermula dari perubahan kalender oleh Julius Caesar, kaisar terbesar Romawi. Simak kisah lengkapnya di sini.

Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa tahun baru yang kita rayakan setiap 1 Januari tidak selalu demikian?

Ternyata, ada sejarah panjang dan menarik di baliknya.

Sejarah tahun baru Masehi berkaitan erat dengan Julius Caesar, kaisar terbesar Romawi yang mengubah sistem penanggalan Romawi yang lama.

Bagaimana ceritanya? Dan bagaimana pengaruhnya hingga sekarang?

Mari kita simak bersama artikel ini, yang akan membawa Anda ke masa lalu dan mengungkap rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik perayaan tahun baru.

Sejarah Tahun Baru Masehi

Melansir Kompas.com,1 Januari mulai dirayakan sebagai hari tahun baru sejak 46 SM, ketika Kaisar Romawi, Julius Caesar, mengubah sistem penanggalan Romawi yang lama.

Sistem penanggalan Romawi yang lama hanya memiliki 10 bulan (304 hari), yang diciptakan oleh Romulus pada abad ke-8 SM.

Julius Caesar mendapat bantuan dari Sosigenes, seorang astronom dari Iskandariyah, Mesir, untuk merancang kalender baru.

Sosigenes mengusulkan agar kalender baru mengikuti revolusi matahari, sama seperti yang dilakukan oleh orang Mesir kuno.

Baca Juga: 35 Kata Bijak Menyambut Tahun Baru 2024, Simpel Namun Menyentuh Hati

Dengan demikian, 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama dalam setahun, yang memiliki 365 seperempat hari.

1 Januari dinamai berdasarkan Dewa Janus, dewa dalam mitologi Romawi yang memiliki dua wajah, satu menghadap ke masa depan dan satu lagi ke masa lalu.

Orang Romawi percaya bahwa Dewa Janus adalah dewa awal dan akhir, serta dewa penjaga pintu.

Julius Caesar juga menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM, agar tahun 46 SM bisa dimulai pada 1 Januari.

Orang Romawi kemudian merayakan 1 Januari dengan mengadakan pesta pada malam 31 Desember, sebagai penghormatan kepada Dewa Janus.

Julius Caesar juga mengatur agar setiap empat tahun, bulan Februari ditambah satu hari.

Kalender ini dikenal sebagai Kalender Julian, yang mengambil nama dari Julius Caesar.

Kalender Julian belum menggunakan tahun Masehi sebagai hitungan.

Tahun Masehi baru dihitung berdasarkan kelahiran Isa Al-Masih dari Nazaret, yang mulai dipakai di Eropa Barat sekitar abad ke-8 Masehi.

Kalender Julian kemudian dimodifikasi menjadi Kalender Gregorian.

Kalender Gregorian adalah hasil karya Dr. Aloysius Lilius, yang disetujui oleh Paus Gregory XIII, pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, pada 1582.

Kalender Gregorian inilah yang akhirnya digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia.

Sejak itu, perayaan tahun baru pada malam 31 Desember menjadi semakin meriah di berbagai penjuru dunia.

Namun, ada beberapa tokoh Muslim yang berpendapat bahwa perayaan tahun baru Masehi tidak sesuai dengan pandangan Islam.

Sedangkan menurut ulama lain, perayaan tahun baru boleh dilakukan asalkan tidak berlebihan dan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan.

Demikianlah sejarah tahun baru Masehi, yang berasal dari perubahan kalender oleh Julius Caesar. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang perayaan tahun baru.

Baca Juga: 35 Kata-kata Tahun Baru 2023 untuk Pacar yang Menyentuh Hati

Artikel Terkait