Gempa Sumedang 31 Desember, BMKG: Dapat Perhatian Serius, Dipicu Sesar Misterius

Ade S

Editor

Sejumlah rumah di wilayah Babakanhurip, Kotakaler, Sumedang Utara, Sumedang, Jabar rusak akibat gempa yang terjadi Mingu (31/12/2023) malam. Gempa Sumedang 31 Desember menimbulkan kerusakan signifikan. BMKG mengungkapkan gempa ini dipicu oleh sesar misterius yang belum teridentifikasi.
Sejumlah rumah di wilayah Babakanhurip, Kotakaler, Sumedang Utara, Sumedang, Jabar rusak akibat gempa yang terjadi Mingu (31/12/2023) malam. Gempa Sumedang 31 Desember menimbulkan kerusakan signifikan. BMKG mengungkapkan gempa ini dipicu oleh sesar misterius yang belum teridentifikasi.

Intisari-Online.com -Tidak semua gempa bumi dapat diprediksi dengan mudah.

Ada gempa bumi yang disebabkan oleh sesar yang belum diketahui keberadaannya.

Salah satunya adalah gempa Sumedang 31 Desember yang mengguncang Jawa Barat.

Gempa ini menarik perhatian serius dari BMKG, karena menyebabkan kerusakan meskipun bermagnitudo kecil.

Apa penyebab gempa ini? Bagaimana dampaknya bagi masyarakat? Dan bagaimana cara mengantisipasi gempa bumi seperti ini?

Simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini.

Gempa Kecil, Namun Mendapat Sorotan Serius

Sumedang diguncang oleh gempa bumi pertama dengan magnitudo 4,1 pada pukul 14.35 WIB.

Setelah itu, gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,4 terjadi pada pukul 15.38 WIB.

Gempa bumi susulan terbesar dengan magnitudo 4,8 mengguncang Sumedang lagi pada pukul 20.34 WIB. Gempa bumi ini dirasakan sangat kuat dan berlangsung lama.

Baca Juga: Astaga, Akhir Tahun Ada Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 5,0 Guncang Pangandaran 31 Desember 2023 Ini Lempengan Penyebab Gempa

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan sorotan serius kepada gempa bumi yang melanda Sumedang, Jawa Barat (Jabar) pada Minggu (31/12/2023).

Alasannya, gempa bumi yang berpusat di Sumedang ini adalah gempa bumi tektonik yang menyebabkan kerusakan meskipun bermagnitudo kecil.

"SOP dari BMKG, kalau gempanya kurang dari (magnitudo) 5 itu, cukup rilis aja, tidak press conference," ucap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat jumpa pers via Zoom Meeting, Senin (1/1/2024) dini hari, seperti dilansir dari Kompas.com.

"Namun, yang menarik, yang kurang dari 5 ini, yang dipicu oleh patahan yang ada di darat dan pusat gempanya dekat permukaan dan di lokasi banyak bangunannya yang belum berstandar tahan gempa, maka terjadi kerusakan yang signifikan."

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada.

"Oleh sebab itu, hal ini, penting untuk kami sampaikan ke publik agar masyarakat tetap tenang namun waspada," katanya.

Dalam kesempatan ini, Dwikorita mengingatkan bahwa wilayah yang selama ini jarang diguncang gempa tetap berpotensi terjadi.

"Karena kita tinggal di wilayah gempa, sehingga kita memang harus bisa beradaptasi. Artinya bukan kita tidak bisa tinggal di wilayah itu, namun harus siap dengan bangunan tahan gempa," ujarnya.

Dipicu Sesar Misterius

Dalam kesempatan yang sama, Dwikorita Karnawati mengungkapkan gempa bumi magnitudo 4,8 yang mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12/2023) malam dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi.

Dwikorita menyebut gempa bumi di Sumedang ini mirip dengan gempa di Cianjur pada 2022 silam.

Baca Juga: Lempengan Indo-Australia Picu Gempa Bumi Pangandaran 28 Desember 2023 Berkekuatan 5,5 M, Begini Kronologinya

"Artinya ini mirip dengan kejadian gempa di Cianjur, ternyata dipicu oleh sesar yang belum teridentifikasi, yang akhirnya ditetapkan dengan nama Sesar Cugenang ya," ucap Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Sumedang merupakan jenis gempa bumi dangkal, yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

Namun, untuk hasil akhirnya, BMKG masih harus melakukan kajian lebih mendalam yang didukung oleh temuan data di lapangan.

"Juga untuk melakukan kajian survei lapangan untuk memastikan penyebab sesungguhnya apa. Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser," ujarnya.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip," lanjut Dwikorita.

Kemudian, Dwikorita menyebutkan, titik gempa Sumedang berdekatan dengan beberapa jalur sesar aktif, seperti Sesar Lembang, Sesar Baribis, dan sesar aktif lainnya yang belum teridentifikasi dan terpetakan.

"Jika ditarik garis lurus dari ujung Sesar Lembang kurang lebih 21 km, lebih dekat ke Sesar Baribis kurang lebih 6 km," tuturnya.

Gempa Sumedang 31 Desember menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa wilayah Indonesia tetap berpotensi terjadi gempa bumi. Semoga gempa bumi tidak menghambat kita untuk menjalani hidup yang damai dan sejahtera.

Baca Juga: Getaran Terasa Hingga Jakarta dan Sekitarnya Inilah Lempengan Penyebab Gempa Bumi 4,7 M yang Guncang Sukabumi 14 Desember 2023

Artikel Terkait