Lempengan Indo-Australia Picu Gempa Bumi Pangandaran 28 Desember 2023 Berkekuatan 5,5 M, Begini Kronologinya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Gempa Bumi Pangandaran Rabu 27 Desember 2023.
Ilustrasi - Gempa Bumi Pangandaran Rabu 27 Desember 2023.

Intisari-online.com - Gempa bumi Pangandaran berkekuatan 5,5 magnitudo terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Rabu, (27/12/2023) pukul 20.40 WIB.

Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, tetapi dapat menyebabkan kerusakan ringan di beberapa daerah.

Gempa ini disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia di kedalaman 30 km.

Lempeng Indo-Australia adalah lempeng tektonik yang membentang dari India hingga Australia dan bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 6 cm per tahun.

Ketika lempeng ini bertemu dengan lempeng Eurasia, terjadi gesekan dan tekanan yang dapat memicu gempa bumi.

Gempa di Pangandaran ini berbeda dengan gempa yang terjadi di Sukabumi pada 8 Desember 2023, yang berkekuatan 5,8 magnitudo dan dipicu oleh patahan di lempeng Indo-Australia.

Patahan adalah retakan atau celah di permukaan lempeng tektonik yang dapat bergerak secara horizontal atau vertikal.

Patahan dapat terbentuk karena adanya gaya tarik, dorong, atau geser antara lempeng.

Baca Juga: Getaran Terasa Hingga Jakarta dan Sekitarnya Inilah Lempengan Penyebab Gempa Bumi 4,7 M yang Guncang Sukabumi 14 Desember 2023

Namun, gempa di Pangandaran pada tahun 2019 berbeda dengan gempa yang terjadi di Sukabumi pada 8 Desember 2023, yang berkekuatan 5,8 magnitudo dan dipicu oleh patahan di lempeng Indo-Australia.

Patahan adalah retakan atau celah di permukaan lempeng tektonik yang dapat bergerak secara horizontal atau vertikal.

Patahan dapat terbentuk karena adanya gaya tarik, dorong, atau geser antara lempeng.

Menurut BMKG, gempa di Sukabumi bukan gempa megathrust, yaitu gempa yang terjadi akibat geseran antara dua lempeng yang saling menindih.

Gempa megathrust biasanya berpotensi menimbulkan tsunami, seperti yang terjadi pada gempa Aceh 2004 dan gempa Palu 2018.

Gempa di Sukabumi terjadi di kedalaman 10 km, dan tidak berpotensi tsunami.

Gempa di Pangandaran pada 28 Desember 2023 juga berbeda dengan gempa di Sukabumi, meskipun keduanya dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Gempa di Pangandaran terjadi di kedalaman 30 km, dan memiliki mekanisme sumber yang berbeda dengan gempa di Sukabumi.

Baca Juga: Tragedi 31 Tahun Lalu, Peristiwa Gempa dan Tsunami Dahsyat Flores yang Memakan Ribuan Korban Jiwa

Gempa di Pangandaran dipicu oleh penyesaran batuan dengan pergerakan mendatar (strike-slip fault), sedangkan gempa di Sukabumi dipicu oleh penyesaran batuan dengan pergerakan naik-turun (normal fault).

Gempa-gempa yang terjadi di wilayah selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini menunjukkan bahwa lempeng Indo-Australia memiliki struktur yang kompleks dan dinamis.

Lempeng ini mengalami deformasi dan patahan akibat tekanan dari lempeng Eurasia.

Itulah beberapa fakta mengenai lempengan dan sejarah gempa bumi di Pangandaran.

Hal ini menyebabkan terjadinya gempa-gempa yang beragam dalam hal lokasi, kedalaman, magnitudo, dan mekanisme sumber.

Artikel Terkait