Pemakaman Desa Trunyan
Desa Trunyan yang terletak di Kecamatan Kintamani sudah terkenal di kalangan wisatawan.
Cara pemakaman yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Trunyan menarik perhatian banyak orang, khususnya peneliti budaya.
Dikutip dari "Analisis Tradisi Pemakaman Trunyan Berdasarkan Perspektif Sosial Budaya dan Hukum Terkain Hak Asasi Manusia pada Masa COVID-19" karya Putri (dkk), pemakaman adat Desa Trunyan tidak sama dengan pemakaman di Bali pada umumnya.
Kebanyakan orang Bali melakukan ritual ngaben atau kubur api sesuai dengan pengaruh ajaran Hindu.
Ritual ini dinamakan kubur api karena melibatkan pembakaran jenazah.
"Berlainan dengan kubur api, pemakaman mepasah di Desa Trunyan juga dikenal dengan kubur angin," tulis Putri (dkk).
Proses pemakaman mepasah dimulai dengan membersihkan jenazah menggunakan air hujan.
Kemudian jenazah dibalut dengan kain putih.
Jasad itu lalu dimasukkan ke dalam anyaman bambu dan diletakkan begitu saja di bawah pohon Taru Menyan.
Walaupun diletakkan tanpa dikubur, bau tidak enak yang biasanya keluar dari jenazah tidak pernah tercium.
Baca Juga: Penjelasan Faktor yang Memengaruhi Produksi, Lengkap dengan Dampaknya
KOMENTAR