Muslim Rohingya berperan penting dalam proses kemerdekaan Burma dengan memberontak melawan Jepang.
* Masa Kemerdekaan Burma
Konferensi London diadakan pada Oktober 1947 untuk membicarakan kemerdekaan Burma.
Hasil dari konferensi tersebut, Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada Pemerintah Burma pada 4 Januari 1948.
Aung San yang terpilih sebagai pemimpin Anti-Fascist People's Freedom League (AFPFL) meninggal dunia karena ditembak oleh lawan politiknya sebelum kemerdekaan Burma.
Wakil presiden AFPFL, U Nu menggantikan Aung San sebagai perdana menteri Burma.
Menurut buku Burma Yang Penuh Pergolakan (2011), pemerintah pusat Burma di Rangoon dan Burma sangat mengatur kepentingan politik dari komunitas Muslim maupun Buddha.
Komunitas Muslim di Burma tidak pernah mendapatkan jaminan status sebagai warga negara bagian.
Padahal, empat kursi dalam parlemen telah diberikan kepada umat Islam di Burma.
Perdana Menteri U Nu mengecewakan Muslim Rohingya di awal kemerdekaan Burma karena warga Muslim tidak dimasukkan dalam kategori kelompok minoritas pada draf konstitusi Burma.
Padahal sesuai AFPFL, semua Muslim Burma diperlakukan sama dengan etnis Burma lainnya.
Namun, kebijakan tersebut tidak memberikan jaminan bagi umat Muslim.
Sejarah Rohingya di Myanmar adalah sejarah yang penuh dengan konflik, diskriminasi, dan penganiayaan. Namun, tidak semua negara bersedia menerima mereka dengan baik. Seperti yang terjadi di Aceh, di mana warga menolak kedatangan kapal pengungsi Rohingya.
KOMENTAR