Selain sebagai pusat perdagangan, kerajaan ini juga menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Menurut sumber sejarah berupa catatan Ibnu Battutah, dapat dipastikan bahwa Kerajaan Samudera Pasai berdiri lebih awal dibandingkan Dinasti Utsmani di Turki, kira-kira pada 1297 M.
Salah satu sumber sejarah kerajaan Samudera Pasai, yang menyebutkan bahwa Samudera Pasai menjadi sebuah bandar dagang yang besar dan ramai adalah dari tokoh yang bernama Marcopolo.
Dalam catatannya, Marcopolo, seorang saudagar dari Venesia, Italia, menyebut singgah di Samudera Pasai pada 1292 M.
Marcopolo menerangkan bahwa telah melihat keberadaan kerajaan Islam yang berkembang pada waktu itu, yakni Samudera Pasai dengan ibukota di Pasai.
Selain dua catatan tersebut, sejarah Kerajaan Samudera Pasai juga dapat dilacak dari Hikayat Raja Pasai dan penyelidikan sejumlah ahli sejarah Eropa.
Menurut para ahli sejarah Eropa, Kerajaan Samudera Pasai muncul sekitar pertengahan abad ke-13 dengan Sultan Malik Al-Saleh sebagai raja pertamanya.
Pada awalnya, kerajaan ini adalah kelanjutan dari kerajaan-kerajaan pra-Islam yang sudah ada sebelumnya.
Nazimuddin Al-Kamil adalah laksamana laut dari Dinasti Fatimiyah di Mesir yang berhasil menaklukkan kerajaan Hindu-Buddha di Aceh dan mendirikan kerajaan di Pasai.
Setelah Nazimuddin Al-Kamil wafat dan Pasai dikuasai oleh Laksamana Johan Jani dari Pulau We, Dinasti Mamaluk yang menggantikan Dinasti Fatimiyah berniat untuk merebut kerajaan pendahulunya.
Mereka kemudian mengutus pendakwah bernama Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad yang sebelumnya berdakwah di Pantai Barat India untuk ke Pasai.
Di Pasai, dua pendakwah tersebut bertemu dengan Marah Silu, salah satu anggota angkatan perang Kerajaan Pasai.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR