Gedung artistik bergaya art deco ini merupakan salah satu dari 68 gedung hasil rancangan arsitek CF Wolff Schoemaker. Arsitek Belanda kelahiran Semarang itu juga yang merancang gedung-gedung ikonik antara lainVilla Isola, Gereja Katedral Santo Petrus di Bandung, Bioskop Majestik, dan Masjid Cipaganti.
Berani rekaman
Dalam PTD kali ini tersebutlah dua nama yang berhubungan dengan Pasar Baru dan “Indonesia Raya”, yaitu Tio Tek Hong dan Yo Kim Tjan.
Di Pasar Baru, Tio Tek Hong dan saudaranya Tio Tek Tjoe dikenal sebagai pengusaha toserba modern pertama yakni toko yang mempunyai label harga pasti. Toko yang berlokasi di Jalan Pasar Baru No. 93 kini sudah menjadi toko jam Populer.
Sukses berdagang ritel, Tio Tek Hong belakangan juga menjual fonograf sekaligus memproduksi platgramofoon. Lewat rekaman yang diproduksi NV Tio Tek Hong inilah, lagu-lagu melayu, keroncong stambul, dan musik-musik tradisi kala itu, menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air.
Setelah era Malaise, Toko Tio Tek Hong atau yang dikenal juga sebagai Toko Populair berganti kepemilikan ke Yo Kim Tjan. Pengusaha inilah yang kemudian bersama Orkes Musik Populair berani merekam lagu “Indonesia Raya” setelah sebelumnya WR Supratman ditolak oleh NV Tio Tek Hong dan Toko Odeon milik orang Belanda.
Dalam rekaman, lagu “Indonesia Raya” sengaja dibuat tidak mencolok. Lagu ini direkam bersama lagu-lagu keroncong lain yang populer saat itu.
Dari hasil penelusurannya, Ade Purnama sendiri belum bisa memastikan peran Tio Tek Hong selain ikut memperdagangkan rekaman piringan hitam lagu “Indonesia Raya” secara komersial.
“Setelah Sumpah Pemuda memang ada beberapa perusahaan yang merekam lagu itu seperti Lokananta Solo,” tutur Ade yang juga mengajak peserta PTD singgah di bekas rumah Tio Tek Hong di Jalan Pintu Air yang kini sudah digunakan sebagai kedai kopi.
Dua rumah ibadah
Destinasi terakhir dalam PTD kali ini cukup menarik, karena peserta mengunjungi dua tempat ibadah yang berbeda. Yakni Vihara Buddha Dharma Gotama, kemudian GPIB Pniel.
Penulis | : | Tjahjo Widyasmoro |
Editor | : | Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR