Selain itu, kerajaan ini juga mendapat ancaman dari kerajaan-kerajaan lain di Jawa, seperti Kediri dan Singhasari.
Pada abad ke-13 Masehi, muncul seorang raja yang berhasil menyatukan kembali kerajaan Sunda-Galuh.
Ia adalah Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.
Sri Baduga Maharaja adalah putra dari Rakeyan Niskala Wastu Kancana, raja Sunda yang berkuasa di Pakuan.
Kemudian Ia naik tahta pada tahun 1275 Masehi, dan mengubah nama kerajaannya menjadi Pajajaran.
Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang gagah berani, cerdas, dan cinta damai.
Ia berhasil mengalahkan pemberontakan di beberapa daerah, seperti Banten, Cirebon, dan Sumedang.
Ia juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Majapahit, Sunda Kelapa, dan Samudra Pasai.
Bahkan menikahi putri Majapahit, bernama Dewi Naganingrum, sebagai tanda persahabatan antara kedua kerajaan.
Sri Baduga Maharaja juga memajukan bidang seni, budaya, dan agama di kerajaannya.
Ia membangun banyak candi dan prasasti, seperti Candi Jago, Candi Cangkuang, dan Prasasti Pasir Awi.
Juga menganut agama Hindu-Buddha, dan menghormati agama-agama lain yang berkembang di Nusantara, seperti Islam dan Kristen.
Sri Baduga Maharaja meninggal pada tahun 1304 Masehi, dan digantikan oleh putranya yang bernama Sri Niskala Wastu Kancana II.
Sri Niskala Wastu Kancana II melanjutkan kejayaan ayahnya dalam memimpin kerajaan Pajajaran.
Ia juga membangun beberapa candi dan prasasti, seperti Candi Batujaya dan Prasasti Sanghyang Tapak.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR