Kemudian mengangkat Sjafruddin Prawiranegara sebagai presiden sementara yang berkedudukan di Sumatra.
Juga mengirim utusan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meminta bantuan internasional.
Perlawanan Sultan Hamengkubuwono IX dan rakyat Yogyakarta berhasil membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 1 Maret 1949, terjadi Serangan Umum 1 Maret yang berhasil merebut kembali ibu kota Yogyakarta dari tangan Belanda.
Serangan ini merupakan puncak dari perjuangan rakyat Yogyakarta dan menjadi bukti bahwa Indonesia masih ada dan berdaulat.
Serangan ini juga mendapat perhatian dunia dan menekan Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Sultan Hamengkubuwono IX tetap berkontribusi bagi pembangunan negara.
Ia menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama pada tahun 1950, setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat untuk menjadikan Yogyakarta sebagai daerah otonom khusus.
Ia juga menjabat sebagai menteri negara dalam beberapa kabinet, antara lain Kabinet Ali Sastroamidjojo I, Kabinet Djuanda, Kabinet Kerja I, dan Kabinet Ampera.
Juga menjadi Wakil Presiden Indonesia kedua pada tahun 1973, mendampingi Presiden Soeharto.
Selain itu, Sultan Hamengkubuwono IX juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Ia merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama pada tahun 1961.
Baca Juga: Sah, Kaesang Pangarep Resmi Gabung Ke PSI, Giring Yang Langsung Menyerahkan KTA-nya
Ia sangat peduli dengan pembinaan generasi muda Indonesia melalui kegiatan pramuka.
Kemudian juga memberikan contoh dengan menjadi pramuka dewasa dan mengenakan seragam pramuka dalam berbagai kesempatan.
Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada tanggal 2 Oktober 1988 di Jakarta. Ia dimakamkan di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Ia digantikan oleh putranya, Sultan Hamengkubuwono X, yang masih memimpin Keraton Yogyakarta hingga saat ini.
Sultan Hamengkubuwono IX meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Ia adalah sosok yang berani, bijaksana, dan berbudi luhur.
Ia adalah sultan yang mencintai rakyatnya dan negaranya. Ia adalah pahlawan yang berjasa bagi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR