Maklumat ini merupakan langkah bersejarah yang menunjukkan loyalitas dan patriotisme Sultan Hamengkubuwono IX kepada bangsa dan negara.
Ia juga membentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) di Yogyakarta, sebagai wadah perjuangan rakyat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, ia juga membuka keratonnya untuk menjadi markas besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ia bahkan rela melepas mahkota dan gelarnya untuk menjadi seorang prajurit.
Sultan Hamengkubuwono IX juga berperan penting dalam menghadapi agresi militer Belanda yang ingin merebut kembali Indonesia.
Ketika ibu kota Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946, ia menyediakan istananya untuk menjadi tempat tinggal Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Ia juga terlibat dalam perundingan dengan Belanda, baik di Linggarjati maupun di Renville.
Ia berusaha untuk mencari jalan damai tanpa mengorbankan kedaulatan Indonesia.
Namun, ketika Belanda melancarkan agresi militer kedua pada tanggal 19 Desember 1948, Sultan Hamengkubuwono IX tidak tinggal diam.
Kemduian memimpin perlawanan rakyat Yogyakarta melawan penjajah.
Ia juga berhasil menyelamatkan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dari penangkapan Belanda.
Baca Juga: Baru Saja Gabung, Kaesang Pangarep Langsung Jadi Ketua Umum PSI, Kok Bisa?
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR