Artinya jika wanita sudah tidak punya rasa malu. Ini menunjukkan bahwa moralitas dan akhlak wanita sudah merosot, sehingga mereka tidak lagi menjaga aurat dan kehormatan diri. Wanita akan menjadi objek nafsu dan eksploitasi bagi laki-laki.
4. Mlakuho topo lelono njajah deso milang kori
Artinya berjalanlah bertapa lelana, menjelajahi desa-desa dengan membawa kori (keranjang). Ini adalah pesan agar umat Islam melakukan mujahadah dan riyadhah dengan cara berdakwah keluar di jalan Allah. Kori melambangkan bekal hidup yang sederhana dan tidak berlebihan.
5. Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi
Artinya jangan pulang sebelum kembali empat bulan. Ini adalah pesan agar umat Islam tidak mudah putus asa dan menyerah dalam berdakwah. Empat bulan adalah waktu yang cukup untuk menguatkan iman dan mengubah hati orang-orang yang belum beriman.
6. Golek wisik songko Sang Hyang Widhi
Artinya mencari petunjuk, ilham, hidayah, dan kepahaman ruhani dari Dzat yang Maha Esa. Ini adalah pesan agar umat Islam selalu bersandar kepada Allah SWT dalam segala urusan, dan tidak tergoda oleh godaan dunia yang fana.
Ramalan Sunan Kalijaga ini sebenarnya bukanlah hal baru bagi umat Islam, karena Nabi Muhammad juga telah memperingatkan tentang fitnah-fitnah akhir zaman yang akan terjadi.
Namun, ramalan Sunan Kalijaga ini menjadi lebih relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat Jawa, karena menggunakan bahasa dan budaya yang dekat dengan mereka.
Baca Juga: Sosok Sunan Geseng, Murid Sunan Kalijaga yang Tetap Beribadah Meski Terbakar
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR