Intisari-online.com -Tumenggung Wilatikta merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa.
Ia adalah ayah dari Sunan Kalijaga, salah seorang Wali Songo yang terkenal dengan metode dakwahnya yang mengakomodasi budaya Jawa.
Tumenggung Wilatikta juga merupakan keturunan dari Ronggolawe, seorang pemberontak legendaris yang pernah melawan kekuasaan Majapahit.
Tumenggung Wilatikta lahir dengan nama Aria Teja, putra dari Aria Wiraraja, Bupati Sumenep di Pulau Madura.
Aria Wiraraja adalah salah satu penasehat raja Singasari, Kertanegara, yang kemudian membantu Raden Wijaya mendirikan Majapahit setelah Singasari runtuh akibat serangan Mongol.
Aria Teja menikahi putri dari Adipati Tuban, Aria Dikara, dan menggantikan jabatan ayah mertuanya sebagai Bupati Tuban.
Tuban adalah pelabuhan utama di Jawa Timur saat itu, yang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran.
Aria Teja kemudian memeluk Islam dan mengubah namanya menjadi Tumenggung Wilatikta.
Ia juga mengislamkan putranya, Aria Wilatikta, yang kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan masyarakat Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa.
Sunan Kalijaga juga ikut merancang pembangunan Masjid Agung Demak dan Masjid Agung Cirebon.
Tumenggung Wilatikta adalah keturunan dari Ronggolawe, seorang pemberontak legendaris yang pernah menantang kekuasaan Majapahit.
Ronggolawe adalah putra dari Arya Wiraraja, Bupati Sumenep di Pulau Madura.
Ronggolawe dan ayahnya datang membantu Raden Wijaya yang sedang membuka hutan di dekat Sungai Brantas pada 1292.
Hutan inilah yang nantinya menjadi lokasi berdirinya Kerajaan Majapahit.
Ronggolawe berjasa besar dalam perjuangan Raden Wijaya melawan Jayakatwang, raja Kadiri, yang menghancurkan Singasari.
Ronggolawe berhasil menewaskan pemimpin benteng timur kota Kadiri, Sagara Winotan, dan membantu Raden Wijaya menjadi raja pertama Majapahit.
Namun, Ronggolawe tidak puas dengan jabatan yang diberikan oleh Raden Wijaya sebagai Bupati Tuban.
Ia merasa seharusnya mendapatkan posisi yang lebih tinggi, seperti rakryan patih atau perdana menteri.
Ronggolawe kemudian memberontak terhadap Majapahit pada tahun 1295.
Ia bersama pasukannya menyerang ibu kota Majapahit dan berusaha membunuh Raden Wijaya.
Namun, pemberontakan ini berhasil digagalkan oleh pasukan loyalis Majapahit yang dipimpin oleh Kebo Anabrang.
Ronggolawe dan Kebo Anabrang kemudian bertarung sengit di Sungai Tambak Beras.
Dalam duel maut ini, Ronggolawe tewas setelah ditusuk oleh Kebo Anabrang.
Kematian Ronggolawe menjadi akhir dari pemberontakan pertama yang mengancam keutuhan Majapahit.
Meskipun demikian, keturunan Ronggolawe tetap berperan penting dalam sejarah Jawa, khususnya dalam penyebaran Islam.
Tumenggung Wilatikta dan Sunan Kalijaga adalah contoh nyata dari warisan Ronggolawe yang tidak terhapus oleh waktu.