Susilo Bambang Yudhoyono bermimpi suatu saat bisa satu gerbong dalam kereta dengan Jokowi dan Megawati.
Intisari-Online.com -Tak lama setelah peristiwa pertemuan AHY dan Puan Maharani, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat utas di Twitter.
Utas itu berisi soal mimpinya kelak di kemudian hari.
Uniknya, mimpi itu melibatkan Megawati Soekarno Putri dan Joko Widodo.
Megawati adalah presiden Indonesia kelima, sementara Joko Widodo adalah presiden Indonesia sekarang.
Begini utas yang dibuat SBY:
1#
Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya.
Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir. *SBY*
2#
Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur.
Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai. *SBY*
3#
Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan.
Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati.
Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan. *SBY*
4#
Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta.
Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus.
Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno. *SBY*
Banyak yang menantikan lanjutan utas di atas.
Lebih dari itu, banyak juga yang coba menafsirkan apa arti utas yang dibuat oleh pria asli Pacitan, Jawa Timur, itu.
Seperti disebut di awal,cuitan SBY itu disampaikan sehari setelah pertemuan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang merupakan putri Megawati dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Keduanya bertemu dan berbincang selama 1 jam lebih di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023) pagi.
Dalam pertemuan tersebut, Puan dan AHY mengaku sama-sama menganggap hubungannya seperti kakak dan adik.
AHY pun menuturkan bahwa komunikasi keduanya menunjukan bahwa anggapan PDI-P dan Demokrat tak bisa bekerja sama sudah terbantahkan.
Diketahui, Demokrat dan PDI-P memiliki sikap yang berbeda.
Dalam pemerintahan Presiden Jokowi, PDI-P menjadi partai koalisi pemerintah, sedangkan Demokrat mengambil sikap sebagai partai oposisi.
Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, PDI-P telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Perindo.
Sedangkan, Demokrat telah membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Ketiga parpol tersebut mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres.