Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat dan juga menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
Proses penyusupan ini disebut subduksi dan merupakan penyebab utama gempa bumi di Indonesia.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan yang ditimbulkan oleh pergerakan lempeng tektonik mencapai titik kritis dan melepaskan energi dalam bentuk gelombang seismik.
Gelombang seismik ini kemudian merambat ke permukaan bumi dan menggetarkan tanah.
Guncangan tanah ini bisa dirasakan oleh manusia dan hewan, serta menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur.
Gorontalo berada di jalur pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.
Gempa bumi yang terjadi di sana disebabkan oleh subduksi lempeng Pasifik ke bawah lempeng Eurasia.
Subduksi ini terjadi di sepanjang Palung Sulawesi, sebuah cekungan laut dalam yang memisahkan Sulawesi dengan Maluku.
Palung Sulawesi merupakan salah satu bagian dari Cincin Api Pasifik, sebuah kawasan yang paling aktif secara kegempaan dan vulkanik di dunia.
Gempa bumi yang terjadi di Gorontalo tidak menimbulkan tsunami karena magnitudonya tidak cukup besar dan lokasinya tidak dekat dengan pantai.
Baca Juga: Guncangan Gempa M 4,4 Terasa di Jember, Ini Penjelasan BMKG tentang Lokasi dan Kedalaman Pusat Gempa
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR