Intisari-online.com - Gorontalo, sebuah provinsi di Sulawesi Utara, mengalami gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,1 pada Senin 18 September 2023 pukul 07.50 WIB.
Gempa ini terjadi di kedalaman 127 kilometer dan berlokasi di 64 kilometer tenggara Bone Bolango, Gorontalo.
Tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa ini.
Gempa bumi di Gorontalo merupakan salah satu dampak dari pergerakan lempeng tektonik yang melintasi wilayah Indonesia.
Lempeng tektonik adalah potongan-potongan besar kerak bumi yang mengapung di atas mantel bumi yang panas dan cair.
Ada sekitar 18 lempeng tektonik di seluruh dunia, dan empat di antaranya berada di Indonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Filipina.
Lempeng Eurasia adalah lempeng yang membentang dari Eropa hingga Asia, termasuk sebagian besar Indonesia.
Lempeng Pasifik adalah lempeng yang meliputi Samudera Pasifik dan beberapa negara kecil di sekitarnya.
Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang terbentuk dari gabungan antara lempeng Australia dengan lempeng India.
Lempeng Filipina adalah lempeng yang berada di sebelah timur Filipina dan tidak aktif.
Ketiga lempeng tektonik yang aktif di Indonesia saling berinteraksi dengan cara yang berbeda-beda.
Baca Juga: Astaga Tambrauw Papua Diguncang Gempa Akibat Aktivitas Sesar Sorong, BMKG Ungkap Hal Ini
Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat dan juga menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
Proses penyusupan ini disebut subduksi dan merupakan penyebab utama gempa bumi di Indonesia.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan yang ditimbulkan oleh pergerakan lempeng tektonik mencapai titik kritis dan melepaskan energi dalam bentuk gelombang seismik.
Gelombang seismik ini kemudian merambat ke permukaan bumi dan menggetarkan tanah.
Guncangan tanah ini bisa dirasakan oleh manusia dan hewan, serta menyebabkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur.
Gorontalo berada di jalur pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.
Gempa bumi yang terjadi di sana disebabkan oleh subduksi lempeng Pasifik ke bawah lempeng Eurasia.
Subduksi ini terjadi di sepanjang Palung Sulawesi, sebuah cekungan laut dalam yang memisahkan Sulawesi dengan Maluku.
Palung Sulawesi merupakan salah satu bagian dari Cincin Api Pasifik, sebuah kawasan yang paling aktif secara kegempaan dan vulkanik di dunia.
Gempa bumi yang terjadi di Gorontalo tidak menimbulkan tsunami karena magnitudonya tidak cukup besar dan lokasinya tidak dekat dengan pantai.
Baca Juga: Guncangan Gempa M 4,4 Terasa di Jember, Ini Penjelasan BMKG tentang Lokasi dan Kedalaman Pusat Gempa
Namun, gempa bumi ini tetap menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada dan siap menghadapi potensi bencana alam. Beberapa langkah persiapan yang bisa dilakukan adalah:
- Mengetahui lokasi evakuasi dan jalur akses terdekat dari tempat tinggal atau bekerja.
- Menyediakan perlengkapan darurat seperti obat-obatan, air bersih, makanan ringan, senter, radio, dan pakaian.
- Memperkuat struktur bangunan dengan menggunakan bahan yang tahan gempa dan mengikat atau memindahkan barang-barang yang mudah jatuh atau pecah.
- Membuat rencana komunikasi dengan keluarga atau kerabat jika terpisah saat gempa.
- Mengikuti arahan dari pihak berwenang seperti BMKG, BPBD, atau SAR jika terjadi gempa.