Saat itu pula, Mardiah, adik perempuan Nasution, tergopoh-gopoh memasuki kamar kakaknya.
Dia lantas menggendong Ade Irma Suryani yang sudah terjaga dari tidurnya.
Mardiah bermaksud menyelamatkan putri kedua Nasution tersebut dan memindahkan ke tempat lain.
Namun, karena gugup, dia justru membuka pintu di mana pasukan Cakrabirawa sudah menunggu.
"Begitu pintu terbuka, tembakan terus berbunyi dan senjata mengenai anak saya. Istri saya masih sempat segera menutup dan mengunci pintu kembali," tutur Nasution.
Setidaknya, tiga peluru menembus punggung Ade Irma dan dua lainnya mengenai tangan Mardiah.
Perusakan pintu kamar oleh anggota Cakrabirawa kembali terjadi, bersamaan dengan dilepaskannya tembakan dari luar kamar.
Satu peluru rakelings sempat mengenai istri Nasution di bagian kepala, dan satu lagi di dada, mengakibatkan Johana sedikit terluka.
Johana pun mengajak Nasution dan lainnya melarikan diri melalui pintu yang menembus ke kamar sebelah dan gang depan kamar mandi.
Nasution dan keluarganya pun berhasil keluar ke samping rumah.
Sewaktu hendak naik ke tembok, Nasution melihat dengan jelas bahwa anak 5 tahunnya berlumuran darah karena tembakan di punggung.
Saat itu dia hampir kembali untuk menghadapi pasukan Cakrabirawa. Namun, sang istri mencegahnya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR