Perintah itu datang dari Pak Harto, dan didapat di kantor KOSTRAD, di mana waktu itu Pak Nasution hadir juga.
Dipilih waktu malam atau tepatnya menjelang dinihari menuju Halim adalah untuk menghindari jatuhnya korban.
Pasukan ke Halim ini dipecahkan menjadi dua poros.
Dari arah timur bergerak lima tim RPKAD dengan satu kompi panser.
Sedangkan satu lagi dari arah Cawang bergerak batalyon Raider yang diperkuat 22 buah tank.
Kesemuanya ini di bawah komando Sarwo Edhie.
Sampai di daerah Halim, matahari hampir muncul, sehingga pelaksanaan penyerangan menjadi tergesa-gesa.
Ada panser yang nyasar masuk ke Halim lebih dulu dan sebagainya.
Salah satu tujuan penyerangan ke Halim ini adalah untuk mencari para jenderal yang diculik.
Namun setelah Halim berhasil diduduki, nasib para jenderal belum diketahui.
Ketika itu Pak Sarwo mendapat informasi bahwa Pak Harto diminta menghadap Presiden Sukarno di Bogor.
"Karena tugas ke Halim adalah atas perintah Pak Harto, maka saya pun menyusul beliau ke Bogor. Dalam arti sebelum Pak Harto berjumpa dengan Bung Karno, akan saya laporkan perkembangan Halim kepada beliau," katanya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR