Pada tahun 2019, misalnya, waduk Gajah Mungkur mencapai titik terendahnya dengan ketinggian air hanya 30 meter dari normalnya.
Hal ini menyebabkan puluhan makam kuno muncul di permukaan waduk dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Namun, keberadaan makam-makam kuno ini juga mengundang kontroversi.
Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa makam-makam tersebut akan rusak atau dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, ada juga yang menganggap bahwa makam-makam tersebut merupakan sumber kutukan atau bencana bagi warga sekitar.
Makam-makam kuno di waduk Gajah Mungkur adalah saksi bisu dari penggusuran warga pada 1970-an.
Makam-makam tersebut juga merupakan bagian dari warisan sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan.
Semoga pemerintah dan masyarakat dapat memberikan perlindungan dan penghormatan yang layak terhadap makam-makam tersebut.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR