Makam Sultan Pajang, Hadiwijaya, di Sragen. Barangkali penyesalan terbesar Sultan Pajang adalah mengangkat Panembahan Senopati sebagai pemimpin Mataram.
Intisari-Online.com - Sejak ditunjuk sebagai pemimpin di Mataram oleh Sultan Pajang, Sultan Hadiwijaya, Panembahan Senopati rupanya sudah menunjukkan gelagat mbalelo.
Salah satunya adalah keengganan Senopati untuk menghadap ke Istana Pajang.
Setidaknya dua kali Sultan Pajang mengirim utusan ke Mataram: meminta Panembahan Senopati untuk menghadap ke Pajang.
Tapi dua kali pula Sultan Pajang mendapatkan kekecewaan.
Indikasi pembangkangan Panembahan Senopati itu semakin terlihat dalam peristiwa yang melibatkan Ratu Sekar Kedaton dan Raden Pabelan.
Ratu Sekar Kedaton adalah putri Sultan Pajang, sementara Raden Pabelan adalah keponakan Senopati.
Kisah ini didasarkan pada cerita di Babad Tanah Jawi, sebagaimana dikisahkan ulang dalam buku Awal Kebangkitan Mataram karya H.J. De Graaf.
Di situ diceritakan:
Panembahan Senopati punya saudara ipar yang tinggal di Pajang, namanya Tumenggung Mayang.
Dia punya putra, namanya Raden Pabelan yang terkenal tampan dan rupawan.
Kerjanya merayu dan menggoda wanita.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR