Serat Kandha menyebut Panembahan Senopati menunggu kematian Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, di makam kakeknya, Ki Ageng Henis, di Laweyan.
Intisari-Online.com - Setelah pertempuran di Prambanan, Panembahan Senopati ternyata memilih untuk tidak kembali dulu ke Mataram.
Sebaliknya, bersama sebagian kecil pasukannya, dia memilih untuk mengikuti ke mana Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tigkir, melangkah.
Dengan kata lain, dia terus mengejar rombongan Sultan Pajang yang sedang sakit itu.
Terkait pengejaran itu diceritakan dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kandha, seperti dikutip dari Awal Kebangkitan Mataram.
Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan:
Dari kejauhan Senapati bersama 40 orang penunggang kuda mengikuti iring-iringan Sultan dengan santun.
Karena melihat Senopati hanya dikawal sejumlah kecil pasukan, Pangeran Benawa berhasrat menyerangnya.
Tapi niat itu dilarang oleh Jaka Tingkir.
Menurutnya, cara Senppati mengikutinya dari belakang menunjukkan sikap yang hormat.
Sultan juga berpesan supaya Benawa tetap bersahabat dengan Senopati, bahkan harus mematuhinya.
Sultan yang sakitnya semakin parah akhirnya tiba di Pajang, sementara Senopati memilih untuk berkubu di Mayang, desa iparnya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR