Tumenggung Suradipa sendiri terluka parah oleh panah musuh.
Pertempuran Bedulu menjadi titik balik dalam perang Mataram vs Bali.
Pasukan Mataram mulai kehilangan semangat dan moral.
Mereka juga kehabisan persediaan makanan dan amunisi. Mereka mulai mundur ke arah pantai timur Bali, sambil terus dikejar oleh pasukan Bali.
Di tengah perjalanan mundur, pasukan Mataram mendapat kabar buruk dari Jawa.
Sultan Agung sedang sakit keras dan tidak bisa memberikan bantuan atau perintah apa pun.
Selain itu, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda juga mulai menyerang pelabuhan-pelabuhan penting milik Mataram di Jawa.
Pasukan Mataram akhirnya menyadari bahwa mereka tidak punya harapan untuk menaklukkan Bali.
Mereka memutuskan untuk menghentikan perang dan bernegosiasi dengan raja-raja Bali.
Mereka meminta izin untuk meninggalkan Bali dengan selamat dan membawa pulang jenazah dan luka-luka mereka.
Raja-raja Bali menyetujui permintaan pasukan Mataram, dengan syarat mereka harus mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Bali.
Baca Juga: Asal Usul Kerajaan Kutai, Pengaruh India dan Hindu dalam Kebudayaan Nusantara
Pasukan Mataram pun menandatangani perjanjian damai dengan raja-raja Bali.
Mereka kemudian berangkat dari Bali dengan kapal-kapal yang disediakan oleh VOC, yang juga ingin mengakhiri perang ini.
Perang Mataram vs Bali berakhir dengan kegagalan bagi Mataram.
Mataram tidak bisa menaklukkan Bali, bahkan harus kehilangan banyak wilayah dan kekuatan di Jawa akibat serangan VOC.
Sultan Agung meninggal dunia pada tahun 1645, tanpa melihat impian besarnya terwujud.
Sementara itu, Bali tetap bertahan sebagai pulau yang tak terkalahkan oleh Mataram.
Bali berhasil mempertahankan sejarah dan budayanya yang unik.
Bali juga menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di dunia, yang menarik banyak pengunjung dari berbagai negara.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR