Setiap tahun, Kerajaan Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah besar.
Pada masa ini pemerintahan Samudera Pasai terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab.
Di masa kejayaannya, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham.
Uang tersebut digunakan sebagai uang resmi kerajaan.
Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Dengan letaknya yang strategis, Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Maritim.
Samudera Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka.
Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh di pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain.
Bukti-bukti arkeologis tentang keberadan Kerajaan Samudera Pasai ditemukan melalui makam raja-raja Pasai di kampung Gedong, Aceh Utara.
Makam tersebut terletak di Desa Beuringin, dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan.
Wilayah ini berjarak 17 km sebelah timur Lhokseumawe.
Salah satu dari makam-makam raja tersebut terdapat nama Sultan Malik Al Saleh.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR