Dari karya tulis Hikayat Raja Pasai, yang pada awal teks tertulis 1360 H, menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
Dari catatan kunjungan Ibnu Batutah, utusan Sultan Delhi, Samudera Pasai merupakan pelabuhan penting dan istananya disusun dan diatur sesuai gaya India.
Sedangkan, patihnya bergelar Amir.
Bahasa Melayu kemudian digunakan Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.
Sejalan dengan itu, ilmu tasawuf berkembang.
Di antaranya, buku tasawuf yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak.
Kitab tersebut diterjemahkan dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan atas permintaan Sultan Malaka.
Melalui kitab tersebut diinformasikan mengenai pembangunan Islam di Asia Tenggara pada waktu itu.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR