Kalender pranata mangsa menunjukkan adanya korelasi antara biologi, kosmologi, klimatologi, dan sosiologi masyarakat pedesaan, dikutip dari ugm.ac.id, dilansir Kompas.tv.
Menurut Kitab Primbon Qamarussyamsi Adammakna yang dikutip dari salamyogyakarta.com menjelaskan, Pranata Mangsa diambil dari sejarah para raja di Surakarta, yang tersimpan di musium Radya-Pustaka.
Pranata mangsa disebut pertama kali digunakan pada 1856 ketika Keraton Surakarta diperintah oleh Pakubuwono VII.
Dia memberi patokan bagi para petani agar tidak rugi dalam bertani, tepatnya dimulai tanggal 22 Juni 1855 titik balik matahari pada musim panas, penanggalan ini dipakai di daerah tropis seperti di jawa dan bali.
Jumlah Pranata Mangsa
Secara umum pranata mangsa terbagi menjadi empat musim (mangsa): musim hujan (rendheng), pancaroba akhir musim (mareng), musim kemarau (ketiga), dan musim pancaroba menjelang hujan (labuh).
Pranata mangsa mengenal siklus tahunan dalam pertanian.
Dalam siklus ini terdapat 12 mangsa atau waktu yang terdiri dari simbol-simbol yang berbeda-beda.
Sebanyak 12 mangsa ini di antaraya, kasa (bintang sapi gumarah), karo (tagih), ektelu (lumbung), dan sebagainya.
Berikut ini nama wangsa beserta ciri-ciri dan tuntutan untuk petani:
1. Kasa (Kartika): Ketiga - Terang
Periode 22 Juni – 1 Ags (41 hari)
Ciri-ciri: Daun-daun berguguran, kayu mengering; belalang masuk ke dalam tanah
Artinya: Saatnya membakar jerami; mulai menanam palawija.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR