Menurut Suwardi Endraswara, ada sebelas pembagian ajaran Primbon Jawa, yang punya kaitan erat dengan pertanda alam.
Intisari-Online.com -Profesor antropologi sastra Suwardi Endraswara mengatakan, ada sebelas macam pembagian ajaran Primbon.
Tiap-tiap ajaran primbon itu tentu saja mempunyai arti, yang erat kaitannya dengan alam semesta.
Sebelas ajaran tersebut meliputipranata mangsa, petungan, pawukon, pengobatan, wirid, aji-aji, kidung, ramalan, tata cata slametan, donga, dan ngalamat atau sasmita gaib.
1. Pranata mangsa
Pranata mangsa merupakan acara membaca alam semesta.
Ajaran kini kerap dipakai oleh masyarakat pedesaan yang berprofesi petani dan nelayan untuk melakukan perhitungan waktu tandur atau menanam padi dan melaut.
2. Petungan
Petungan adalah hitung-hitungan neptu atau nilai numerik yang biasa untuk mencocok-cocokkan sesuatu.
Seperti menentukan jodoh yang tepat bagi seseorang berdasarkan hitungan nama sesuai abjad Jawa yang dibagi tujuh.
3. Pawukon
Pawukon adalah perhitungan waktu baik itu hari pasaran, bulan, maupun tahun.
Pawukon sebenarnya tidak berbeda dengan metode hitungan astrologi lainnya di mana hari kelahiran seseorang dibagi berdasarkan tanggal dan tahun kelahiran.
4. Pengobatan
Pengobatan merujuk pada pengobatan tradisional yang digunakan untuk menangani suatu penyakit tertentu.
Salah satu contoh primbon pengobatan tercantum dalam Primbon Mangkuprajan berupa mantra untuk mengobati sakit gigi.
Untuk menggumakannya, mantra itu ditulis pad kertas untuk kemudian dibakar dan abunya diusapkan ke gigi yang sakit.
5. Wirid
Wirid biasanya berupa sastra wedha yang merupakan pesan-pesan, sugesti, atau larangan yang dianggap perlu untuk diikuti demi terciptanya keharmonisan antara manusia, alam, semesta, dan tuhan selaku sang pencipta.
6. Aji-aji
Aji-aji mencerminkan sisi supranatural dalam kehidupan orang Jawa.
Ada kepercayaan yang menyebut bahwa ada kekuatan supranatural yang luar biasa terkandung dalam suatu mantra apabila itu benar-benar diyakini.
7. Kidung
Kidung adalah syair-syair.
Isinya biasanya berisi wejangan-wejangan atau sejenisnya.
8. Ramalan
Ramalan atau jangka sebenarnya tidak berbeda jauh dengan petungan.
Perbedaannya adalah ramalan memiliki lingkup yang lebih luas.
Ramalan tidak hanya mengurusi masalah individu seperti jodoh namun juga masyarakat, contohnya adalah Jangka Jayabaya.
9. Tata cara slametan
Tata cara slametan berisi panduan mengenai pelaksanaan ritual orang Jawa dengan berbagai tujuan di dalamnya.
Contohnya pengungkapan rasa syukur dan penolakan bala.
10. Donga
Donga atau mantra masih serupa dengan wirid dan aji-aji.
Namun dalam donga terdapat penggunaan ayat-ayat Al-quran yang ejaannya dijawakan.
11. Ngalamat
Ngalamat atau Sasmita Gaib biasanya adalah fenomena aneh di alam semesta yang dianggap sebagai keganjilan. Fenomena itu kemudian diartikan sebagai pertanda atas sesuatu.