Intisari-online.com - Sebuah peristiwa tragis terjadi pada tanggal 28 Juni 1914, ketika Franz Ferdinand, penerus takhta Austria-Hongaria, dan istrinya, Sophie, ditembak mati di Sarajevo, ibu kota Bosnia.
Pelakunya adalah Gavrilo Princip, seorang anggota dari Black Hand, sebuah organisasi rahasia yang berjuang untuk menyatukan seluruh bangsa Slavik Selatan di bawah naungan Serbia.
Peristiwa ini kemudian menjadi penyebab utama dari Perang Dunia I, perang besar pertama yang melanda dunia dan menelan korban jiwa jutaan orang.
Pembunuhan Franz Ferdinand bukanlah sebuah kejadian yang spontan, melainkan merupakan hasil dari ketegangan politik dan persaingan ekonomi yang sudah berlangsung lama di Eropa.
Sejak abad ke-19, Eropa mengalami perkembangan pesat di bidang industri, kolonialisme, dan nasionalisme yang membuat negara-negara Eropa menjadi kuat dan berpengaruh di dunia.
Namun, hal ini juga menimbulkan konflik dan saingan antara negara-negara besar, terutama antara Jerman dan Inggris.
Untuk menjaga kepentingan mereka, negara-negara Eropa membentuk aliansi-aliansi militer yang berlawanan.
Pada tahun 1914, ada dua kelompok aliansi utama di Eropa: Triple Entente (Inggris, Prancis, dan Rusia) dan Triple Alliance (Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia).
Selain itu, ada juga negara-negara netral seperti Belgia, Belanda, Swiss, dan Skandinavia.
Salah satu daerah yang menjadi sumber ketegangan antara aliansi-aliansi ini adalah Balkan, sebuah semenanjung di Eropa Tenggara yang terdiri dari berbagai suku dan agama.
Pada awal abad ke-20, banyak negara-negara Balkan yang merdeka dari Kekaisaran Utsmaniyah yang mulai melemah.
Baca Juga: Ada 2 Sosok Matahari Kembar Di Tubuh PDI, Maka Terjadilah Peristiwa Kudatuli, Kerusuhan 27 Juli 1996
Namun, daerah ini juga menjadi target ekspansi dari Austria-Hongaria dan Rusia, yang masing-masing mendukung kelompok etnis yang berbeda.
Austria-Hongaria mendukung kelompok Slavik Selatan yang beragama Katolik atau Kristen Ortodoks, sedangkan Rusia mendukung kelompok Slavik Selatan yang beragama Kristen Ortodoks atau Islam.
Pada tahun 1908, Austria-Hongaria mengumumkan penggabungan Bosnia dan Herzegovina, dua daerah di Balkan yang sebelumnya berada di bawah pengaruh Utsmaniyah.
Hal ini menimbulkan kemarahan dari Serbia, negara tetangga Bosnia yang juga berpenduduk mayoritas Slavik Selatan beragama Kristen Ortodoks.
Serbia menganggap Bosnia sebagai bagian dari tanah air mereka dan bercita-cita untuk menyatukan seluruh bangsa Slavik Selatan di bawah bendera mereka.
Serbia juga mendapat dukungan dari Rusia, sekutu mereka yang memiliki keinginan untuk menguasai Selat Dardanelles dan Laut Hitam.
Austria-Hongaria merasa terancam oleh Serbia dan Rusia, dan mencari dukungan dari Jerman, sekutu mereka yang memiliki kekuatan militer dan ekonomi terbesar di Eropa.
Jerman menjanjikan bantuan penuh kepada Austria-Hongaria jika terjadi perang dengan Rusia atau sekutunya.
Jerman juga memiliki kepentingan untuk melemahkan Prancis dan Inggris, dua saingannya di bidang kolonialisme dan perdagangan.
Peristiwa Pembunuhan
Pada tahun 1914, Franz Ferdinand menjadi calon kaisar Austria-Hongaria setelah kematian pamannya, Kaisar Franz Joseph.
Baca Juga: Di Balik Peristiwa Polisi Tembak Polisi di Bogor, Begini Cara Polri Menangani Kasus Internalnya
Franz Ferdinand terkenal sebagai seorang pembaru yang ingin memberikan otonomi lebih kepada berbagai suku bangsa di dalam kekaisaran.
Ia juga ingin menjalin hubungan baik dengan Serbia dan Rusia untuk mengurangi ketegangan di Balkan.
Pada bulan Juni 1914, Franz Ferdinand mengunjungi Sarajevo, ibu kota Bosnia, untuk mengikuti latihan militer dan merayakan hari jadi pernikahannya dengan Sophie.
Kunjungan ini dianggap sebagai penghinaan oleh banyak warga Bosnia, terutama mereka yang beretnis Serbia dan mendukung kemerdekaan Bosnia dari Austria-Hongaria.
Beberapa anggota dari organisasi rahasia Black Hand, yang bertujuan untuk menyatukan seluruh bangsa Slavik Selatan di bawah Serbia, merencanakan untuk membunuh Franz Ferdinand dan istrinya saat mereka berada di Sarajevo.
Pada tanggal 28 Juni 1914, Franz Ferdinand dan Sophie tiba di Sarajevo dengan kereta api dan naik mobil terbuka menuju balai kota.
Di sepanjang jalan, mereka disambut oleh massa yang sebagian besar bersikap ramah, tetapi juga ada yang bersikap bermusuhan.
Di salah satu tempat, seorang pembunuh bernama Nedeljko Cabrinovic melemparkan sebuah bom ke arah mobil Franz Ferdinand, tetapi bom itu gagal mengenai sasaran dan meledak di belakang mobil mereka.
Cabrinovic kemudian mencoba bunuh diri dengan menelan pil sianida dan melompat ke sungai, tetapi pilnya sudah basi dan sungainya dangkal.
Ia ditangkap oleh polisi dan diserahkan kepada tentara Austria-Hongaria.
Franz Ferdinand dan Sophie melanjutkan perjalanan mereka ke balai kota, di mana mereka disambut oleh pejabat setempat.
Baca Juga: Dari Keluarga Bangsawan hingga Menjadi Penyair, Ini Peristiwa Lahirnya Chairil Anwar yang di Medan
Franz Ferdinand marah karena insiden bom tersebut dan menyalahkan pemerintah Bosnia karena tidak mampu menjaga keamanan.
Ia juga mengubah rencana awalnya untuk mengikuti latihan militer dan memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit tempat korban-korban ledakan dirawat.
Untuk menuju rumah sakit, ia harus melewati jalan yang sama dengan sebelumnya.
Sayangnya, sopir mobil Franz Ferdinand tidak diberitahu tentang perubahan rencana tersebut dan mengambil jalan yang salah.
Ketika ia menyadari kesalahannya, ia berhenti tepat di depan sebuah toko roti, di mana Gavrilo Princip, salah satu pembunuh dari Black Hand, sedang berdiri.
Princip melihat kesempatan emas ini dan langsung menembak Franz Ferdinand dan Sophie dengan pistolnya dari jarak dekat.
Kedua korban meninggal dalam beberapa menit.
Akibat Pembunuhan
Pembunuhan Franz Ferdinand dan Sophie menimbulkan marah dan sedih di Austria-Hongaria.
Pemerintah Austria-Hongaria menyalahkan Serbia sebagai otak di balik pembunuhan tersebut dan menuntut agar Serbia menyerahkan para pelaku dan membubarkan organisasi-organisasi nasionalis Serbia.
Serbia menolak sebagian besar tuntutan tersebut dan bersiap-siap untuk perang.
Rusia, sebagai sekutu Serbia, juga mulai memobilisasi pasukannya untuk membantu Serbia jika terjadi serangan dari Austria-Hongaria.
Pada tanggal 28 Juli 1914, Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia.
Rusia menyatakan perang terhadap Austria-Hongaria pada tanggal 30 Juli 1914.
Jerman menyatakan perang terhadap Rusia pada tanggal 1 Agustus 1914 dan terhadap Prancis pada tanggal 3 Agustus 1914.
Jerman juga menyerbu Belgia, negara netral yang menjadi jalan masuk ke Prancis, pada tanggal 4 Agustus 1914.
Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada hari yang sama karena melanggar kedaulatan Belgia.
Dengan demikian, Perang Dunia I dimulai dengan dua kelompok aliansi yang saling berperang: Sekutu (Inggris, Prancis, Rusia, Serbia, Belgia, dan negara-negara lainnya) melawan Blok Sentral (Jerman, Austria-Hongaria, Turki Usmani, dan Bulgaria).
Perang ini berlangsung selama empat tahun dengan pertempuran-pertempuran sengit di berbagai front, seperti Front Barat (Prancis dan Belgia), Front Timur (Rusia), Front Selatan (Balkan), Front Timur Tengah (Turki Usmani), dan Front Afrika (Koloni Eropa).