Artinya, Roro Kidul itu patih, sedangkan Kanjeng Ratu Kidul itu ratunya. Namun, Babad Tanah ]awi tak menyebutkan itu.
Kisah gaib rakyat jelata ini pun lantas berkembang menjadi kisah sakral yang menuntut pertanggungjawaban religi yang sifatnya abadi.
Ya, abadi karena sesuai janji, Roro Kidul akan selalu berhubungan dengan seluruh raja Jawa keturunan Panembahan Senopati hingga kini.
Maka selama Kerajaan Mataram ada, tokoh penguasa dedemit Pulau Jawa ini akan tetap disembah untuk dimintai berkah.
Jadi ratu makhluk halus yang mendirikan bulu roma ini, sesungguhnya tidak memiliki watak jahat, bahkan sebaliknya berhati mulia karena dipercaya menjaga ketenteraman keraton dan rakyat Mataram hingga sekarang.
Memang tak salah kalau cerita besar ini kemudian disebarluaskan lewat media bacaan bergambar yang komiknya laku keras di sekitar tahun '60-an.
Justru komik inilah yang menarik, mengingat penyajian katanya singkat dan padat, sementara gambarnya sanggup menghanyutkan daya fantasi pembaca untuk membayangkan kecantikan rupa Nyai Roro Kidul, serta kebrutalan jin, setan laknat penjaga laut selatan.
Layar perak film nasional pun tak pernah sepi dari cerita-cerita berbau mistis tentang Nyai Roro Kidul dengan serentet judul yang seram plus bumbu seks.
Yang jelas ratu sakti yang rupawan ini sudah menjadi salah satu isi khazanah kisah klasik di Indonesia.
Bahkan nampak semakin sakral, karena seringnya diperingati dalam bentuk upacara labuhan atau terpentaskan dalam teater tertutup berbentuk seni tari bedaya ketawang dan bedaya semang.
Wajar kalau kemudian mitos Nyai Roro Kidul melebihi kisah Babad Tanah ]awi dan kebesaran Kerajaan Mataram sendiri.
Lihat saja, setahun sekali Keraton Yogyakarta pasti melakukan upacara tradisi labuhan di Parangkusuma.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR