Sementara Pangeran Mangkubumi akhirnya memisahkan diri dan mendirikan keraton di Yogyakarta dengan gelar Hamengkubuwono I.
Arya Mangkunegara sendiri nantinya punya anak bernama Raden Mas Said yang kelak bergelar Mangkunegara I.
Sementara dari Hamengkubuwono I lahir salahnya seorang putra bernama Pangeran Natakusuma, pendiri Kadipaten Pakualaman.
Ratu Mas Blitar menjadi Bupati Madiun pada 1703 hingga 1704, itulah kenapa namanya tak seharus Retno Dumilah.
Di lingkungan keraton Kartasura, Ratu Mas Blitar dikenal sebgai sosok dekat dengan spiritualitas dan sastra.
Ratu Mas Blitar disebut sebagai satu-satunya sufi perempuan di Indonesia yang menulis dan menyalin karya sufistik Jawa.
Karya-karya itu di antaranya Carita Iskandar, Serat Yusuf, dan Kitab Usulbiyah.
Serat Iskandar ditulis pada 1729-1730 diterangkan bahwa agama Islam merupakan sumber kekuatan untuk menghadapi kekuatan kafir, pemeluk Majusi, dalam hal ini adalah VOC.
Dalam serat ini Ratu Mas Blitar juga terang-terangan mengkritik elite Mataram Islam yang berkompromi dengan Belanda.
Ratu Mas Blitar meninggal dunia pada 5 Januari 1732 di usia 75 tahun dan dimakamkan di Godean, Sleman, DIY.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR