Pada 1704, Amangkurat III mengirim utusan untuk memburu Pangeran Puger.
Akan tetapi, usaha tersebut gagal karena Pangeran Puger terlebih dahulu melarikan diri ke Semarang.
Di Semarang, Pangeran Puger meminta bantuan VOC.
Hal itu disanggupi VOC dengan diangkatnya Pangeran Puger sebagai pemimpin Mataram dengan gelar Pakubuwana I.
Selain mendapat bantuan VOC, Pangeran Puger juga mendapat dukungan dari Cakraningrat II dari Madura.
Pada 1705, pasukan gabungan dari VOC, Madura, dan Pangeran Puger menyerang Kartasura yang diduduki Amangkurat III.
Hal itu merupakan awal dari Perang Suksesi Jawa I antara Pengeran Puger dengan Amangkurat III.
Selain itu, mundurnya Amangkurat III dari Kartasura diyakini sebagai akhir dari kepemimpinannya atas Mataram.
Akhir pemerintahan Amangkurat III Setelah Kartasura dikuasai oleh Pangeran Puger, Amangkurat III kemudian melarikan diri ke Ponorogo.
Dalam pelarian itu, Amangkurat III membawa segenap pusaka keraton.
Sementara itu, Pasuruan yang saat itu dikuasai oleh Untung Surapati, mengirim bantuan untuk melindungi Amangkurat III.
Pada tahun 1706, pecah perang di Bangil antara pasukan gabungan Amangkurat III melawan Pangeran Puger.
Dalam pertempuran tersebut, Untung Surapati yang berada di pihak Amangkurat III, meninggal dunia.
Setelah itu, sepanjang 1706 hingga 1707, Amangkurat mengalami penderitaan karena diburu pasukan Pangeran Puger.
Amangkurat III kemudian berpindah-pindah tempat demi lepas dari buruan Pangeran Puger.
Dia pindah tempat dari Malang, Blitar, Kediri, dan akhirnya menyerah di Surabaya pada 1708.
Setelah menyerahkan diri di Surabaya, Amangkurat III kemudian ditahan oleh VOC.
Amangkurat III kemudian dijebloskan ke dalam penjara di Batavia.
Setelah dari Batavia, Amangkurat III kemudian dipindahkan ke Sri Lanka oleh VOC hingga meninggal dunia.
Amangkurat III meninggal dunia pada tahun 1734.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR