Nurinwa mendapati informasi bahwa Soekarno lahir di Surabaya, bukan Blitar.
Lokasi rumah ini berjarak tak sampai satu kilometer dari Tugu Pahlawan, 10 November 1945. Persis di samping rumah No 40 (tempat lahir Soekarno) adalah rumah warga asal Bali.
Persis di depan rumah ada masjid tua, yang juga masih memiliki berbagai tinggalan bangunan masa lampau, tetapi amat terawat, seperti pintu-pintu kuno dari kayu jati, plafon dari sirap papan kayu jati, beduk dari kayu dan kulit sapi.
Warga etnis Tionghoa, Madura, Jawa, berbaur di gang ini, menunjukkan jejak warisan semangat nasionalisme Bung Karno.
Jika benar Soekarno lahir di tempat ini, bayi Soekarno tampaknya lahir di salah satu kawasan urban miskin Surabaya pada 1901 (tahun kelahiran Bung Karno).
Sebab tempat ini ada di pusat kota dekat alun-alun atau Tugu Pahlawan sekarang, dan pusat ekonomi pecinan, tetapi rumahnya di perkampungan dekat kuburan Belanda.
Kini rumah tersebut dihuni Siti Jamilah (50) sejak 1990, saat rumah itu dibeli ibunya, almarhum Ny Aliyah. Rumah itu kini ditinggali keluarga Jamilah dan kakak kandungnya, Mahmud (60).
Penelitian Nurinwa dilanjutkan Peter A Rohi, warga Surabaya, jurnalis pendiri sejumlah media massa pada 1990-an. Peter mendirikan ”Institut Soekarno” membuat situs ”Soekarnopedia.”
Mereka mengejar tanda tanya, di mana sebenarnya Soekarno lahir.
Setelah pemeriksaan ulang dan pelacakan berbagai sumber dokumen sejarah hingga ke Leiden, Belanda, dilanjutkan seminar sejarah, ditambah perhatian Wali Kota Surabaya Bambang DH, akhirnya tahun 2011 Pemerintah Kota Surabaya meresmikan rumah ini sebagai rumah tempat lahir Soekarno.
Tahun 2013 pemerintahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerbitkan SK 185.45/ 321/436.1/2013 yang menetapkan rumah ini sebagai Benda Cagar Budaya, ”rumah tempat lahir dan masa kanak-kanak Bung Karno”.
Rumah kelahiran Mahmud, penghuni saat ini, menjelaskan, sebelum ia tinggal di rumah ini bersama ibunya, ia mendapat informasi bahwa rumah ini dulu pernah menjadi usaha percetakan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR