Kondisi ekonomi Indonesia yang carut marut membuat Soeharto bergerak cepat memberi izin bagi Freeport beroperasi di Indonesia.
Intisari-Online.com - Freeport tak ujuk-ujuk masuk ke Indonesia lalu membangun pertambangan di Papua.
Ditolak Sukarno, Freeport justru mendapat restu dari presiden RI kedua, Soeharto.
Bagaimana proses masuknya Freeport ke Indonesia, ke Papua?
Freeport bisa dibilang sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) pertama di Tanah Air pascamerdeka.
Selama masa pemerintahan Orde Lama, Presiden Soekarno sama sekali belum pernah mengizinkan investasi perusahaan asing di Indonesia.
Orde Lama tumbang dan digantikan Orde Baru yang harus membereskan urusan ekonomi yang compang-camping.
Di pengujung masa Bung Karno, kondisi ekonomi memang carut-marut.
Salah satunya adalah inflasi yang mencapai 600-700 persen yang ditandai dengan meroketnya harga kebutuhan pangan.
Otomatis, pembangunan infrastruktur terhenti saat itu.
Presiden Soeharto bergerak cepat melakukan stabilisasi ekonomi, termasuk membuka keran investasi bagi Freeport.
Penandatanganan kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat tersebut dilakukan di Departemen Pertambangan Indonesia.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR