SosokJenderal Misterius yang Kuasai Intelijen di Era Orde Baru

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Sosok Benny Moerdani, jenderal yang kuasai Intelijen di Era Orde Baru.
Ilustrasi - Sosok Benny Moerdani, jenderal yang kuasai Intelijen di Era Orde Baru.

Intisari-online.com -Benny Moerdani adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang paling berpengaruh pada era Orde Baru.

Ia dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen, sehingga sosoknya banyak dianggap misterius.

Ia juga merupakan jenderal Katolik di negara mayoritas Muslim.

Benny Moerdani lahir pada 2 Oktober 1932 di Cepu, Blora, Jawa Tengah dari pasangan R.G. Moerdani Sosrodirjo, seorang pekerja kereta api dan Jeanne Roech, seorang peranakan Jerman yang berprofesi guru TK.

Ia bergabung dengan Tentara Pelajar pada usia 13 tahun dan mengambil bagian dalam Revolusi Nasional Indonesia melawan Belanda.

Karier militer Benny Moerdani dimulai dari bawah.

Ia lulus dari Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) pada 1951 dan kemudian mengikuti pendidikan khusus di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).

Ia juga pernah mengikuti kursus intelijen di Amerika Serikat.

Benny Moerdani terlibat dalam berbagai operasi militer penting, seperti Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat, Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Operasi Seroja untuk invasi ke Timor Timur, dan penanganan pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bangkok pada 1981.

Benny Moerdani mendapat kepercayaan dari Presiden Soeharto untuk menata ulang sistem intelijen Indonesia.

Ia meminta waktu 10 tahun untuk melakukannya.

Baca Juga: Ini Dia Sosok Mahaguru Gerakan Kiri Di Indonesia, Henk Sneevlit Tewas Dihukum Mati Nazi

Ia kemudian memegang enam jabatan intelijen sekaligus, yaitu Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen (Bakin), Asisten Intelijen Departemen Pertahanan dan Keamanan (Asintel Hankam), Asisten Intelijen Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Asintel Kopkamtib), Kepala Pusat Intelijen Strategis, Kepala Pusat Screening Pusat dan Kepala Satuan Tugas Intel Kopkamtib.

Benny Moerdani juga menjabat sebagai Panglima ABRI dari 1983 hingga 1988 dan Menteri Pertahanan dan Keamanan dari 1988 hingga 1993.

Setelah menyelesaikan pendidikan militernya, Benny Moerdani mengikuti berbagai kursus khusus, seperti Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).

Ia juga pernah mengikuti kursus intelijen di Amerika Serikat. Di sana, ia belajar tentang teknik penyadapan, penyamaran, pengintaian, dan sabotase.

Ia juga bertemu dengan agen-agen CIA yang kemudian menjadi mitra kerjanya.

Benny Moerdani mulai menunjukkan keahliannya di bidang intelijen saat ia ditugaskan di Papua untuk menghadapi pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat dari Belanda.

Ia berhasil mengumpulkan informasi penting tentang kekuatan dan gerakan musuh dengan cara menyamar sebagai pedagang atau pekerja tambang.

Kemudian berhasil merekrut beberapa tokoh Papua untuk menjadi mata-mata bagi Indonesia.

Benny Moerdani terus mendapat tugas-tugas intelijen yang berbahaya dan menantang.

Ia pernah terlibat dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia, di mana ia menyusup ke wilayah Malaysia untuk menghancurkan fasilitas militer dan ekonomi mereka.

Kemudian pernah terlibat dalam Operasi Seroja untuk invasi ke Timor Timur, di mana ia bertanggung jawab untuk mengorganisir dan melatih pasukan khusus yang disebut Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha), cikal bakal Kopassus.

Baca Juga: Ketika Bung Karno Nyaris Menyulut Perang Dunia III, Namun Berhasil Dihentikan Letjen Soeharto dan Benny Moerdani

Benny Moerdani mendapat julukan sebagai “Raja Intel” karena ia berhasil memegang enam jabatan intelijen sekaligus pada masa pemerintahan Soeharto.

Ia juga mendapat kepercayaan dari Soeharto untuk menata ulang sistem intelijen Indonesia.

Benny Moerdani dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani dalam mengambil keputusan.

Ia juga dianggap sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap peristiwa Tanjung Priok dan penembakan misterius pada tahun 1980-an.

Kemudian dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani dalam mengambil keputusan.

Juga dianggap sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap peristiwa Tanjung Priok dan penembakan misterius pada tahun 1980-an.

Benny Moerdani meninggal dunia pada 29 Agustus 2004 di Jakarta akibat penyakit kanker hati.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer.

Ia meninggalkan seorang istri, Hartini Moerdani, dan seorang anak perempuan, Irene Ria Moerdani.

Artikel Terkait