Intisari-online.com - Kesultanan Mataram atau Kerajaan Mataram Islam adalah kerajaan Islam di Jawa yang berdiri pada abad ke-16, tepatnya pada 1586.
Pendirinya adalah Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya, yang merupakan keturunan dari Ki Ageng Pemanahan, seorang pahlawan yang membantu Sultan Pajang mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang.
Kerajaan ini mencapai masa keemasannya di bawah Sultan Agung (1613-1645 M), yang berhasil menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura.
Sultan Agung juga terkenal karena memerangi VOC di Batavia untuk mencegah didirikannya loji-loji dagang di pantai utara.
Namun, kerajaan ini juga mengalami masa kemunduran akibat berbagai pemberontakan dan konflik internal.
Salah satu pemberontakan yang paling berpengaruh adalah pemberontakan Trunojoyo (1674-1680), yang berhasil merebut ibu kota Mataram di Plered dan mengusir raja Amangkurat I.
Pemberontakan ini juga melibatkan VOC, yang membantu Amangkurat I dan putranya Amangkurat II untuk mengalahkan Trunojoyo dengan imbalan wilayah-wilayah strategis di pantai utara.
Selain itu, kerajaan ini juga mengalami perebutan takhta antara Amangkurat II dan adiknya Pangeran Puger, yang memicu perang saudara.
Akhirnya, kerajaan ini terpecah menjadi dua kekuasaan pada 1755 M, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta, setelah ditandatangani Perjanjian Giyanti yang disepakati bersama VOC.
Kesultanan Mataram memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam.
Beberapa peninggalan sejarah dari kesultanan ini antara lain adalah Masjid Agung Kotagede, Masjid Gedhe Kauman, Makam Imogiri, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Plaosan, Candi Sewu, Candi Sambisari, Candi Kalasan, Candi Sari, dan lain-lain.
Kesultanan ini juga memiliki tradisi sastra dan seni yang berkembang, seperti Serat Centhini, Serat Babad Tanah Jawi, Serat Kandha, Serat Pararaton, Serat Nagarakretagama, wayang kulit, gamelan, batik, keris, dan lain-lain.
Meskipun kesultanan ini telah runtuh dan terbagi menjadi dua kekuasaan yang lebih kecil, namun pengaruhnya masih terasa hingga kini.
Kesultanan Mataram merupakan salah satu kesultanan yang mengubah sejarah Indonesia dengan perannya dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Kesultanan ini juga merupakan sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan asing.
Selain itu, kesultanan ini juga memiliki banyak rahasia dan misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Beberapa di antaranya adalah asal-usul nama Mataram, hubungan antara Mataram Islam dan Mataram Kuno, peranan Sunan Kalijaga dalam pembentukan Mataram Islam, lokasi makam Sultan Agung, penyebab kematian Amangkurat I, dan lain-lain.
Salah satu rahasia dan misteri yang belum terpecahkan tentang kerajaan Mataram Islam adalah lokasi pertapaan Kembang Lampir.
Pertapaan ini adalah tempat dimana Ki Ageng Pemanahan, ayah dari Panembahan Senopati, mendapat wahyu bahwa karaton atau kerajaan berada di Dusun Giring, Desa Sodo, Gunung Kidul.
Wahyu itu disimbolkan dalam bentuk degan atau kelapa muda.
Ki Ageng Pemanahan kemudian pergi ke Dusun Giring untuk merebut wahyu itu dari Ki Ageng Giring, seorang tokoh yang juga mengklaim sebagai penerima wahyu karaton.
Setelah terjadi pertarungan sengit antara keduanya, akhirnya Ki Ageng Pemanahan berhasil mengalahkan Ki Ageng Giring dan membawa pulang wahyu itu ke Kembang Lampir.
Baca Juga: Makam Raja-raja Mataram Islam Terdapat di Dua Tempat Ini, Perlu Lepas Hijab?
Pertapaan Kembang Lampir berada di Padukuhan Blimbing, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.
Lokasi ini diyakini sebagai tempat turunnya wahyu kerajaan Mataram Islam yang kemudian melahirkan dinasti Mataram yang berkuasa di tanah Jawa.
Pertapaan ini juga merupakan tempat dimana Ki Ageng Pemanahan melakukan pertapaan atas petunjuk dari Sunan Kalijaga, salah satu wali yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Di tempat ini juga terdapat makam Ki Ageng Pemanahan dan beberapa tokoh lain yang berperan dalam sejarah Mataram Islam.
Kembang Lampir kini menjadi tempat ziarah dan tirakatan bagi banyak orang yang ingin mendapatkan berkah dan keberkahan dari leluhur Mataram.
Tempat ini juga menjadi saksi bisu dari sejarah keagungan kerajaan Mataram Islam yang pernah berjaya di masa lalu.
Kembang Lampir adalah tempat suci yang menyimpan rahasia kerajaan Mataram Islam.