Dalam pelariannya, Amangkurat III sempat mendapat bantuan dari Untung Surapati, bupati Pasuruan yang anti VOC.
Namun, ia tidak bisa bertahan lama karena terus dikejar oleh pasukan Pakubuwana I dan VOC.
Ia berpindah-pindah tempat dari Malang ke Blitar, kemudian ke Kediri, hingga akhirnya menyerah di Surabaya pada tahun 1708.
Di Surabaya, Amangkurat III diminta oleh Pangeran Balitar, putra Pakubuwana I, untuk menyerahkan pusaka-pusaka kerajaan.
Namun, ia menolak dan mengatakan bahwa ia lebih baik mati daripada menyerahkan pusaka-pusaka itu.
Akhirnya, VOC memutuskan untuk membawa Amangkurat III ke Batavia dan kemudian mengasingkannya ke Sri Lanka.
Di Sri Lanka, Amangkurat III hidup sebagai tawanan VOC hingga akhir hayatnya.
Ia meninggal pada tahun 1734 dan dimakamkan di Astana Kasultan Agungan, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Beliau adalah raja Mataram yang paling singkat memerintah dan paling jauh meninggal dari tanah airnya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR