Namun, tembakan Tatang ternyata memicu reaksi balasan dari pasukan musuh yang menyadari adanya sniper di sekitar mereka.
Tatang pun dihujani peluru dari berbagai arah.
Ia bahkan terkena dua pantulan peluru yang sebelumnya mengenai pohon.
Tatang memutuskan untuk diam tak bergerak agar musuh berhenti menembakkan peluru.
Ia baru bisa bergerak malam hari dengan mengikatkan tali bambu di kaki. Dalam kondisi itu, Tatang mencongkel peluru di kakinya dengan gunting kuku.
Lalu menggunakan syal merah putih tempatnya menyimpan foto keluarga untuk mengikat lukanya.
Syal merah putih itu ternyata menjadi penyelamat nyawa Tatang.
Karena syal itu membuat darahnya berhenti mengucur dan mencegah infeksi.
Selain itu, syal itu juga menjadi simbol patriotisme dan semangat juang bagi Tatang.
"Syal merah putih itu selalu saya bawa kemana-mana. Itu adalah bendera kecil yang saya jadikan syal. Di situ ada foto keluarga saya juga," kata Tatang dalam acara Hitam Putih Trans7 pada tahun 2015.
Dengan syal merah putih itu, Tatang berhasil bertahan hidup dan kembali ke markasnya.
Baca Juga: Sosok Ismail Marzuki Pahlawan Kemerdekaan yang Berjuang melalui Seni Musik
Ia pun mendapat penghargaan dari komandannya atas keberaniannya sebagai sniper.
Tatang Koswara meninggal dunia pada tanggal 3 Maret 2015 di usia 68 tahun.
Ia meninggalkan seorang istri dan empat anak. Namun, namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu sniper terbaik Indonesia yang pernah ada.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR