Menyadari bahwa Batavia dipenuhi oleh VOC, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi Surabaya dan Kesultanan Banten.
Setelah Surabaya berhasil ditaklukkan oleh Mataram, mereka menyerang Banten. Akan tetapi, untuk dapat menyerang Banten, Mataram harus mengatasi Batavia terlebih dahulu.
Bulan April 1628, Kyai Rangga, Bupati Tegal dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai kepada VOC.
Namun tawaran tersebut ditolak sehingga Sultan Agung memilih untuk mengibarkan bendera perang.
Jalannya pertempuran
1) Serangan pertama
Pada tanggal 25 Agustus 1628, pasukan Sultan Agung tiba di Batavia. Awalnya mereka mengaku ingin berdagang di sana. Namun, karena ukuran kapal pihak Mataram berukuran besar, hal ini membuat Belanda curiga.
Peristiwa ini membuat Belanda memperingatkan pasukannya untuk menarik semua prajurit ke dalam benteng dan mulai menembaki orang-orang Jawa yang masuk.
Bulan Oktober, tentara Mataram tiba dengan jumlah 10.000 pasukan. Mereka memblokade semua jalan dari selatan hingga barat kota, serta mencoba membendung Sungai Ciliwung untuk membatasi pasokan air Belanda.
Akan tetapi, serangan mereka ini tidak menghasilkan apa-apa, justru hanya memberikan kerugian besar bagi Mataram. Memasuki bulan Desember, Mataram sudah kehabisan persediaan.
Karena kegagalannya, pada 2 Desember, Sultan Agung mengirim algojo untuk menghukum salah dua prajuritnya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja.
Baca Juga: Lengkap, Ini 10 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Ada 4 Masjid
KOMENTAR