Terungkap, Ini Tujuan Belanda Memecah Belah Kerajaan Mataram Islam

Ade S

Editor

Peta kuno pulau Jawa. Apa tujuan Belanda memecah belah Kerajaan Mataram Islam?
Peta kuno pulau Jawa. Apa tujuan Belanda memecah belah Kerajaan Mataram Islam?

Intisari-Online.com -Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), yang berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Jawa.

Namun, setelah Sultan Agung wafat, kerajaan ini mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh pada tahun 1755.

Namun, tahukah Anda apa tujuan Belanda memecah belah Kerajaan Mataram Islam? Artikel ini akan mengungkapkan jawabannya.

Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, antara lain kemunduran sosial ekonomi, pertentangan internal, dan campur tangan VOC.

Anda juga akan mengetahui bagaimana Belanda memanfaatkan konflik internal Mataram untuk membuat perjanjian-perjanjian yang membagi-bagi wilayah kekuasaan Mataram menjadi empat kerajaan kecil yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

Ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, antara lain:

1)Kemunduran sosial ekonomi

Sultan Agung adalah raja yang sangat anti kolonialisme dan tercatat dua kali menyerang VOC di Batavia. Meski telah mengerahkan pasukan dalam skala besar, serangan yang dilakukan pada 1628 dan 1629 itu mengalami kegagalan.

Akibat kekalahan tersebut, keadaan ekonomi rakyat Kerajaan Mataram Islam menjadi susah dan menurun karena sebagian masyarakatnya dipaksa berangkat berperang.

Baca Juga: Siapa Pemimpin Mataram Islam pada Masa Keemasan? Apa Pencapaiannya?

2) Pertentangan internal

Setelah periode Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam semakin banyak menghadapi peperangan. Salah satunya adalah pemberontakan Trunojoyo (1674-1679), yang didukung oleh Madura dan Makassar.

Pemberontakan ini berhasil merebut ibu kota kerajaan di Plered dan membunuh Amangkurat I (1646-1677), putra Sultan Agung.

Selain itu, ada juga perselisihan antara para bangsawan dan pewaris takhta kerajaan, yang sering dimanfaatkan oleh VOC untuk memecah belah kesatuan Mataram.

3) Campur tangan VOC

VOC adalah perusahaan dagang Belanda yang memiliki kepentingan untuk menguasai perdagangan di Nusantara. VOC mulai berhubungan dengan Mataram sejak masa Sultan Agung, tetapi selalu ditolak karena dianggap sebagai musuh.

Namun, pada masa Amangkurat I, VOC berhasil mendapatkan konsesi perdagangan dari Mataram sebagai imbalan bantuan militer untuk menumpas pemberontakan Trunojoyo.

Sejak saat itu, VOC semakin berani mencampuri urusan internal Mataram dan memperluas pengaruhnya di Jawa.

Tujuan Belanda Memecah Belah Kerajaan Mataram Islam

Tujuan utama Belanda memecah belah Kerajaan Mataram Islam adalah untuk mewujudkan monopoli perdagangan di wilayah Pulau Jawa.

Dengan membagi-bagi wilayah kekuasaan Mataram menjadi beberapa kerajaan kecil yang lemah dan saling bersaing, Belanda dapat dengan mudah mengendalikan sumber daya alam dan pasar di Jawa.

Baca Juga: Berikut Ini 4 Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Mataram Islam

Selain itu, Belanda juga ingin menghindari terjadinya pemberontakan atau perlawanan dari rakyat Jawa yang masih setia kepada Mataram.

Dengan adanya kerajaan-kerajaan boneka yang tunduk kepada Belanda, rakyat Jawa dapat ditekan dan diawasi oleh para bupati atau raja lokal yang bekerja sama dengan VOC.

Perjanjian-perjanjian yang Memecah Belah Kerajaan Mataram Islam

Untuk mewujudkan tujuannya memecah belah Kerajaan Mataram Islam, Belanda melakukan beberapa perjanjian dengan para pihak yang terlibat dalam konflik internal Mataram.

Berikut adalah beberapa perjanjian penting yang membagi-bagi wilayah kekuasaan Mataram:

1) Perjanjian Giyanti (1755)

Perjanjian ini dilakukan antara VOC dengan Pakubuwono III (1749-1788) dan Mangkubumi (kelak menjadi Hamengkubuwono I).

Perjanjian ini membagi kerajaan Mataram menjadi dua wilayah kerajaan, yaitu Surakarta Hadiningrat (Solo) di bawah Pakubuwono III dan Ngayogyakarta Hadiningrat (Yogyakarta) di bawah Mangkubumi.

2) Perjanjian Salatiga (1757)

Perjanjian ini dilakukan antara VOC dengan Raden Mas Said (kelak menjadi Pangeran Sambernyawa), salah satu pemberontak terhadap Pakubuwono III.

Perjanjian ini memberikan wilayah Mangkunegaran kepada Raden Mas Said sebagai imbalan atas penghentian pemberontakannya.

Baca Juga: Bagaimana Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam? Ini Penjelasannya

Selain kedua perjanjian tersebut, Mataram Islam pun terpecah kembali melalui peristiwa penyerbuan keraton Yogyakarta oleh Inggris yang kelak dikenal dengan sebutan Geger Sepehi.

Pangeran Natakusuma,putra Sultan Hamengkubuwana I dari selir sekaligus saudara tiri Sultan Hamengkubuwana II memilih untuk berada di pihak Inggris.

Sebuah keputusan yang kelak membuatnya mendapatkan imbalan berupa wilayah Pakualaman di mana dirinya kelak diberi gelar Pakualam I.

Dengan demikian, dari satu kerajaan besar Mataram Islam, terbentuklah empat kerajaan kecil yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.

Keempat kerajaan ini kemudian menjadi sekutu atau bawahan VOC hingga akhirnya Indonesia merdeka.

Demikianlan penjelasan tentangapa tujuan Belanda memecah belah Kerajaan Mataram Islam. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Kisah Tragis Raden Ayu Lembah, Dipaksa Inses oleh Putra Mahkota Mataram Islam, Lalu Tewas Dibunuh Ayah Sendiri Usai Berzina

Artikel Terkait