Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya di HIS (Hollandsch Inlandsche School)
Pematangsiantar, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek di Bukittinggi, tapi pendidikannya disana hanya ia jalani selama 6 bulan saja, ia pulang ke kampungnya dan membantu orangtuanya berdagang.
Adam Malik tidak pernah lulus SD, ia hanya tamat kelas 4 SD.
Namun ia tidak pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri.
Ia belajar bahasa Inggris dan Belanda secara otodidak dengan membaca buku-buku dan koran-koran.
Dia juga belajar ilmu politik dan ekonomi dari tokoh-tokoh nasionalis seperti Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir.
Memulai Karier Politik
Saat masih berumur belasan tahun, pada tahun 1934 Adam Malik pernah ditangkap polisi Dinas Intel Politik dan ditahan selama 2 bulan karena ia melanggar larangan perkumpulan.
Saat berumur 17 tahun, Adam Malik sudah menjabat sebagai ketua Partindo di Pematangsiantar dari 1934 hingga 1935.
Keinginannya untuk maju dan berbakti pada bangsa mendorong Adam Malik untuk pindah ke Jakarta.
Pada usia 20 tahun, ia bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya Kantor Berita Antara yang berada di Buiten Tijgerstraat 38 Noord Batavia (Jl. Pinangsia II Jakarta Utara) kemudian pindah ke Jalan Pos Utara 53 Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Indra Sjafri, Sosok Pelatih Spesialis Kelompok Umur Bawa Indonesia Juara SEA Games 2023
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR