"Air yang masuk ke dalam tanah retak itu kemudian membentuk titik jenuh lantaran ada beban. Dengan demikian kejadian longsor berawal dari tanah retak ditambah kemasukan air dari sumber air," kata Surono.
Menurut Surono, longsoran kemudian menuju arah sungai dan jembatan yang berada di bawah sawah.
Lalu apa itu likuefaksi?
Bagaimana bisa terjadi fenomena likuefaksi?
Dilansir Institut Teknologi Bandung (ITB), ahli geologi dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun, mengatakan, likuefaksi merupakan perubahan material yang padat (solid), dalam hal ini berupa endapan sedimen atau tanah sedimen, menjadi seperi cairan (liquid).
Dr. Imam menjelaskan, fenomena likuefaksi sebenarnya hanya bisa terjadi pada tanah yang jenuh air (saturated).
Air tersebut terdapat di antara pori-pori tanah dan membentuk yang disebut sebagai tekanan air porii.
Dalam hal ini, tanah yang berpotensi mengalami likuifaksi umumnya tersusun dari material yang didominasi oleh ukuran pasir.
Ketika ada gempa bumi yang menghasilkan gaya guncangan yang sangat kuat dan tiba-tiba, tekanan air pori naik seeketika hingga terkadang melebihi kekuatan gesek tanah tersebut.
Proses inilah yang menyebabkan terjadinya likuifaksi dan material pasir penyusun tanah menjadi seakan melayang di antara air.
Menurut Dr. Imam, jika posisi tanah berada di suatu kemiringan, tanah dapat ‘bergerak’ ke bagian bawah lereng sehingga benda-benda di atasnya, seperti rumah, tiang listrik, pohon, dan lain-lain ikut terbawa.
Potensi terjadinya likuefaksi
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR