Baca Juga: Sebelum Dokter Wayan, Indonesia Pernah Punya Sosok Dokter Ikhlas Lain, Tak Sudi Pasang Tarif
Ia juga membuka lahan pertanian baru di sekitar keraton untuk meningkatkan produksi pangan.
Selain itu, Paku Buwono XI juga berperan dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Jepang dan Belanda.
Ia memberikan dukungan moral dan materi kepada para pejuang yang bergerilya di hutan-hutan dan pegunungan.
Ia juga memberikan perlindungan kepada para tokoh nasional yang bersembunyi di Surakarta, seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan lain-lain.
Paku Buwono XI juga berusaha menjaga hubungan baik dengan pihak Jepang agar tidak terjadi konflik yang merugikan rakyatnya.
Ia mengikuti kebijakan-kebijakan Jepang yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan adat istiadat Jawa.
Juga mengirimkan utusan-utusannya ke Tokyo untuk menyampaikan aspirasi rakyat Jawa kepada Kaisar Jepang.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Paku Buwono XI menyambut gembira proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno.
Ia mengirimkan surat ucapan selamat kepada Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Ia juga mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Akhir Hayat Paku Buwono XI
Paku Buwono XI meninggal dunia pada tanggal 1 Juni 1945 di Surakarta akibat sakit jantung. Ia dimakamkan di Astana Girimulya, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Ia digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Gondo Kusumo atau Paku Buwono XII.
Paku Buwono XI dikenang sebagai raja yang bijaksana, berjiwa besar, dan cinta tanah air. Ia juga dikenal sebagai raja yang taat beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Ia memiliki beberapa gelar kehormatan, di antaranya adalah Pahlawan Nasional Indonesia (dianugerahkan pada tahun 2011), Letnan Jenderal TNI (dianugerahkan pada tahun 2015), dan Bintang Mahaputra Adipradana (dianugerahkan pada tahun 2017).
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR