- Ada yang bersikap ramah dan bekerja sama dengan bangsa Eropa untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan rempah-rempah. Mereka menyediakan rempah-rempah dengan harga murah dan menerima barang-barang dari Eropa sebagai pembayaran.
- Ada yang bersikap curiga dan menolak bangsa Eropa karena khawatir akan kehilangan kedaulatan dan hak atas tanah mereka. Mereka berusaha mempertahankan tradisi dan adat istiadat mereka dari pengaruh asing.
- Ada yang bersikap bermusuhan dan melawan bangsa Eropa karena merasa terancam dan tersingkir dari perdagangan rempah-rempah. Mereka melakukan perlawanan bersenjata dan pemberontakan terhadap penjajahan Eropa.
Hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York, pada tahun 1667
Pulau Run adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda yang menjadi sumber pala terbaik di dunia. Pulau Run sempat dikuasai oleh Inggris pada tahun 1616, tetapi kemudian direbut oleh Belanda pada tahun 1621.
Belanda membangun benteng dan monopoli perdagangan pala di Pulau Run. Pada tahun 1667, terjadi Perjanjian Breda antara Inggris dan Belanda yang mengakhiri Perang Inggris-Belanda Kedua.
Dalam perjanjian tersebut, Inggris menyerahkan Pulau Run kepada Belanda, sedangkan Belanda menyerahkan Manhattan, sebuah pulau di New York, kepada Inggris. Manhattan kemudian menjadi pusat kota New York yang berkembang pesat.
Dengan demikian, Pulau Run dan Manhattan memiliki hubungan sejarah yang unik karena pernah ditukar antara dua negara besar karena rempah-rempah.
Baca Juga: Hubungan antara Pulau Run dan Manhattan, New York, pada Tahun 1667
KOMENTAR