Intisari-Online.com -Pala yang sempat dijuluki buah emas menjadi salah satu studi kasus dalam buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X.
Melalui artikel berjudul "Buah 'Emas' yang Diperebutkan Dunia", dijelaskan bagaimana buah pala dulu menjadi incaran Bangsa Eropa.
Pembahasan tersebut, pada akhirnya memunculkan beberapa pertanyaan, termasuk "Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke-6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian?"
Lalu, memang apa saja SDA yang ada di pulau Banda ada era tersebut hingga membuat Bangsa Eropa ingin menguasainya?
Simak ulasannya secara lengkap berikut ini:
Pertanyaan:Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian?
Jawaban:Pada abad ke-6, Kepulauan Banda menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah terpenting di dunia.
Rempah-rempah yang sangat diminati dan hanya ada di kepulauan ini adalah bunga pala dan cengkih.
Kedua rempah-rempah ini menarik perhatian bangsa-bangsa asing untuk mengunjungi dan menguasai perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Banda.
Selain bunga pala dan cengkih, Sumber Daya Alam (SDA) lainnya yang tumbuh di kepulauan ini adalah kayu manis, kapulaga, dan lada.
Rempah-rempah ini memiliki berbagai manfaat yang penting bagi kehidupan manusia pada masa itu.
Baca Juga: SDA Kepulauan Banda yang Menjadi Daya Tarik Berbagai Bangsa Asing
Bunga pala sering digunakan sebagai bahan masakan. Selain itu, bunga pala juga berfungsi sebagai obat tradisional untuk mengatasi sakit gigi dan sakit kepala.
Cengkih juga memiliki fungsi yang sama pentingnya dengan bunga pala. Cengkih digunakan sebagai bahan masakan dan obat tradisional untuk menyembuhkan sakit gigi dan sakit tenggorokan.
Pertanyaan:Kegiatan ekonomi apa yang menonjol di Kepulauan Banda? Jelaskan!
Jawaban:Perdagangan rempah-rempah, terutama bunga pala dan cengkih, adalah kegiatan ekonomi yang paling menonjol di Kepulauan Banda.
Kepulauan ini merupakan satu-satunya tempat yang menghasilkan kedua rempah-rempah ini hingga abad 18.
Kepulauan Banda menjadi magnet bagi bangsa-bangsa asing seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan lainnya yang ingin menguasai perdagangan rempah-rempah dunia.
Kegiatan ekonomi lain yang berkembang di Kepulauan Banda adalah perikanan dan pariwisata.
Kepulauan Banda memiliki kekayaan sumber daya laut yang beragam, seperti ikan, udang, kerang, rumput laut, dan terumbu karang.
Kegiatan perikanan di Kepulauan Banda mencakup penangkapan ikan, budidaya ikan, pengolahan ikan, dan pemasaran ikan.
Kegiatan pariwisata di Kepulauan Banda juga semakin berkembang sejalan dengan keindahan alam dan budaya yang dimiliki oleh kepulauan ini.
Beberapa objek wisata yang terkenal di Kepulauan Banda adalah Gunung Api Banda, Benteng Belgica, Museum Neira, Pulau Hatta, dan Pulau Ai.
Baca Juga: Penjelasan Kegiatan Ekonomi Apa yang Menonjol di Kepulauan Banda
Pertanyaan:Jelaskan bagaimana reaksi rakyat Banda menyikapi berbagai bangsa Eropa yang datang ke Kepulauan Banda?
Jawaban:Sikap rakyat Banda terhadap orang-orang Eropa yang mengunjungi Kepulauan Banda beragam sesuai dengan asal negara mereka.
Orang-orang Portugis adalah orang-orang Eropa pertama yang tiba di Kepulauan Banda pada tahun 1512.
Mereka disambut dengan ramah oleh rakyat Banda dan berdagang rempah-rempah dengan mereka.
Namun, hubungan ini menjadi rusak ketika orang-orang Portugis mencoba menguasai perdagangan rempah-rempah dan menekan rakyat Banda.
Orang-orang Spanyol yang datang ke Kepulauan Banda pada tahun 1521 juga memiliki sikap yang baik dari rakyat Banda. Mereka juga berdagang rempah-rempah dengan mereka.
Namun, hubungan ini juga terganggu ketika orang-orang Spanyol bertikai dengan orang-orang Portugis dan terlibat dalam perang saudara di Kepulauan Banda.
Akibatnya, rakyat Banda menjadi sasaran dari pertempuran antara kedua negara Eropa tersebut.
Orang-orang Inggris dan Belanda yang datang ke Kepulauan Banda pada akhir abad 16 dan awal abad 17 menunjukkan sikap yang tidak suka dan menolak oleh rakyat Banda.
Hal ini karena orang-orang Inggris dan Belanda berusaha mengusir orang-orang Portugis dan Spanyol dari Kepulauan Banda dan mengambil alih perdagangan rempah-rempah secara sepihak.
Mereka juga melakukan kekejaman dan pembunuhan terhadap rakyat Banda yang tidak mau patuh kepada mereka. Akibatnya, rakyat Banda melakukan perlawanan dan pemberontakan terhadap kedua negara Eropa tersebut.
Pertanyaan: Jelaskan hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan Manhattan, New York, pada tahun 1667?
Jawaban:Pada tahun 1667, Pulau Run di Maluku dan Manhattan di New York terlibat dalam sebuah kesepakatan tukar guling antara Inggris dan Belanda.
Pasal 3 Perjanjian Breda memutuskan Pulau Run yang sebelumnya dikuasai Inggris menjadi milik Belanda.
Adapun Pulau Manhattan yang merupakan koloni Belanda resmi menjadi hak Inggris.
Pulau Manhattan itu dulunya disebut sebagai Niew Amsterdam. Ini adalah salah satu kesepakatan tukar guling termahal di dunia.