Selama berada di Belanda, ia aktif dalam Perhimpunan Indonesia dan menjadi ketuanya pada tahun 1925. Ia juga mempelajari masalah sosial, politik dan kebudayaan.
Ia kembali ke Indonesia pada tahun 1926 dan membuka praktik dokter di Yogyakarta.
Soekiman juga bergabung dengan Partai Sarekat Islam (PSI) yang dipimpin oleh H O S Tjokroaminoto dan H Agus Salim. Ia menjadi bendahara partai selama enam tahun.
Ia bersama H Agus Salim mengubah PSI menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), partai politik tertua di Indonesia.
Pada tahun 1930, ia keluar dari PSII karena ada perselisihan dan mendirikan Partai Islam Indonesia (Parii) bersama Surjopranoto.
Partai ini hanya bertahan sampai tahun 1935.
Ia tidak menyerah dan pada tahun 1939, ia bersama Wiwoho menghidupkan kembali Parii dengan nama Partai Islam Indonesia (PH).
Partai ini bersifat terbuka dan banyak menerima anggota dari organisasi lain, seperti Muhammadiyah.
Ia juga terlibat dalam MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia), federasi pergerakan Islam di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi anggota penting federasi itu.
KOMENTAR