Soekarno juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari Uni Soviet, yaitu Orde Lenin.
Soekarno juga mengundang Khrushchev untuk berkunjung ke Indonesia pada tahun 1960.
Khrushchev menyaksikan pembukaan Stadion Gelora Bung Karno, yang merupakan salah satu proyek kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet.
Khrushchev juga menyampaikan pidato di hadapan rakyat Indonesia di Lapangan Monas.
Hubungan Indonesia dan Uni Soviet tetap terjaga meskipun mengalami beberapa pasang surut akibat perubahan politik di kedua negara.
Hubungan ini menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia mampu menjalin kerjasama dengan berbagai negara tanpa harus memihak atau tunduk kepada salah satu blok.
Hubungan ini juga menjadi warisan sejarah yang patut dihormati dan dilestarikan.
Hubungan Indonesia dan Uni Soviet tidak selalu mulus. Setelah terjadinya Gerakan 30 September 1965, yang diduga melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), hubungan dengan Uni Soviet mengalami kemunduran.
Presiden Soeharto, yang menggantikan Soekarno, mengambil sikap anti-komunis dan lebih mendekatkan diri dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Meskipun demikian, hubungan Indonesia dan Uni Soviet tidak terputus sama sekali.
Pada tahun 1967, Indonesia dan Uni Soviet menandatangani perjanjian kerjasama ekonomi dan teknis.
Baca Juga: Tak Gentar Dihadapan Negara Adidaya, Inilah Momen Presiden Soekarno Marah Besar di Gedung Putih AS
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR